Nanti
Banyak diantara kita melihat kehidupan ini dengan kata nanti. Banyak sekaliorang yang hidupnya ini banyak nanti; nanti tetapi tanpa tenaga.
Padahal kehidupan yang lebih baik nanti itu hanya bisa dicapai dengan kesungguhan untuk menjadikan diri kita pantas bagi yang nanti.
Logikanya, dulu waktu kita kecil untuk menjadi kita sekarang, ada sesuatu yangkita lakukan. Pertanyaannya, apakah yang anda lakukan sekarang ini, akan menjadi sesuatu yang menghebatkan anda nanti?. Yang menjadikan andasekarang, apapun jadinya,apakah itu akan menghebatkan anda nanti?. Adaorang yang bisa menjawab dengan tegas, tetapi ada yang masih bertanya-tanya karena sekarang pun dia tidak ‘happy’.
Jika saat ini saja dia tidak ‘happy’, bagaimana mungkin dia mengulangi cara ini untuk menjadikannya pribadi yang hebat.
Apabila ada keraguan mengenai cara2 untuk menjadikan kita sekarang, kita harus memperbaiki cara itu; karena tidak ada orang menjadi sesuatu yanghebat, menjadikan cara yang sama untuk menjadikan diri yang sekarang dikeluhkannya.
Banyak diantara kita apabila diberikan suatu nasihat, ia selalu bertanya ‘apa jamiannnya melakukan ini?’, memang tidak ada jaminan.
Tetapi tidak melakuan pasti jadi orang yang bukan apa2. Mau pilih yang tidak ada jaminannnya dengan kemungkianan berhasil?, atau tidak melakukan apapun yang pasti jadi orang yang menua tanpa menjadi mampu?.
Pilihan kita banyak sekali, tetapi yang harus kita lakukan adalah memilih yangterdekat diantara kita. Dan yang terdekat ini bedanya tidak banyak denganorang lain, beda yang menonjol diantara kita hanyalah sikap. Tetapi ini yangmenjadikan perbedaan yang sangat besar.
Sikapnya bedanya sedikit, tetapi dampaknya dalam kehidupan besar. Orangyang bersikap positif selalu berprinsip “Aku behak berhasil, dan dalam hak ini Aku terkadang gagal”. Tetapi orang yang sikapnya kurang baik, dia hanya mau melakukan jika ada garansi berhasil.
Jadi pantas sekali keberhasilan itu selalu berpihak keada orang2 yang berani;yang berani mengijinkan dirinya kadang2 salah, dipermalukan orang.
Jadi pilihannya berani melakukan, ijinkanlah diri anda untuk sampai ke tahap nanti itu, betul2 sampai dalam keadaan yang lebih dihargai.
Mengapa kita mengatakan nanti?.Selalu karena kita sedang direndahan.
Lakukanlah yang anda takuti. Bukan suatu hal besar, jika anda melakukan sesuatu yang anda berani melakukannya; hal ini bukan hal besar, tetapi kecil dan biasa. Jika anda melakukan hal yang ragu2 ukurannya lumayan. Dan jikaanda berani melakukan yang ditakuti, maka ukurannya besar.
Semua ini adalah logika mengapa keajaiban berpihak kepada yang berani. Karena yang berani terpaksa memasukkan dirinya kepada masalah besar.
Tuhan menjamin, bahwa anda tidak mungkin diberikan masalah yang tidak bisaanda selesaikan.
Jadi seberani-beraninya kita, kalau belum kelasnya, Tuhan tidak aka ijinkananda masuk dalam masalah besar. Hanya setelah anda pantas menyelesaikan masalah besar, anda diijinkan masuk dalam masalah itu, dan pasti akan selamat, karena itu jaminan Tuhan.
Berapa banyak diantara kita, yang membosokan kehidupannya yang besar, hanya melakukan hal2 yang kecil.
Bukti bahwa anda memboroskan kehidupan, anda melakukan sesuatu yang bisadilakukan orang lain yang tidak setinggi pendidikannya dengan anda; andamelakukan sesuatu yang bisa dilakukan orang yang belum pengalaman. Lalu mengapa anda melakukan sesuatu yang bisa dilakukan orang lain, lalu minta dibayar seperti anda melakukan sesuatu yang tidak bisa dilakukan orang lain. Jadi kalau begitu, BERANILAH.
Kalimat “Allah SWT yang menjadikan-nya, lalu kita hanya berupaya”; kalimat ini benar dan salah. Benar semua, dan salahnya karena kita menyepelakan upaya dengan memberikan kata “hanya”; karena upaya bukan “hanya”.
Perhatikan kalimat ini “Tuhan tidak akan mengubah nasib suatu kaum, kalau dia tidak berupaya”, berarti siapa yang mengubahnya?. Maka jangan salahkanorang lain, jika nasib kita belum baik; karena Tuhan saja tidak akan mengubah nasib kita kalau kita tidak berupaya.
Kebanyakan orang yang marah kehidupannya tidak berubah,justru orang2 yang tidak berupaya. Jadi upaya itu jangan cuma “dihanyakan”, upaya itu satu2nya jalan keluar. Jika kita mau berupaya, maka Tuhan-pun akan mengarahkan kita.
Maka formulanya adalah Upaya = Do’a + Tindakan. Orang yang hanya berdo’a, tetapi belum bertindak, itu upayanya belum utuh. Ada orang yang hanya bertindak tapi tidak berdo’a, dan jika berhasilpun tidak akan lama.
Agama itu untuk melangggengkan kebaikan. Jadi jangan pernah katakan upaya itu “hanya”, memang betul Tuhan yang mengijinkan tetapi dengan upaya yang memantaskan bagi kehebatan ijin Tuhan.
Agama itu pembaik. Agama apapun harus menjadikan yang menganutnya baik. Sehingga lucu sekali jika agama digunakan orang untuk menistai sesamanya; karena agama adalah pembaik.
Jadi bagaimana caranya berdo’a dan bertindak?, mengaculah kembali kepada tuntunan, disetiap agama itu ada. Tujuan kita tidaklah untuk menjadikan agama seperti kita, tujuan kita adalah menjadikan orang beragama sebaik-baiknya di-agamanya. Hanya apabila Tuhan menyentuh Qolbunya untuk memeluk agama tertentu, dia akan tercerahkan tanpa paksaan, tanpa undangan.
Jadi Tugas kita adalah menyerahkan diri kita kepada kepemimimpinan Tuhan, lalu menjadi pribadi yang sebaik-baiknya bagi kebahagiaan sesama.
Formula kita adalah jangan menunggu sesuatu baik dulu sebelum berupaya. Banyak orang mensyaratkan punya modal dulu sebelum berbisnis, padahal pada hari mulai berbisnis modal itu tidak dibutuhkan.
Jangan mensyaratkan orang baik dulu baru kita baik. Banyak pasangan suami-istri yang sekarang sedang menunggu, dia berjanji akan baik jika pasangannya sudah ramah.
Kalau begitu jangan menunggu kadaan baik dulu, baru berupaya. Kalau semuaorang menunggu baik dulu baru berupaya, lalu yang membaikkan keadaan siapa?.
Bukankah kita diturunkan sebagai khalifah untuk menyerukan kebaikan dan mencegah keburukan?. Maka jangan tunggu keadaan membaik, andalah yang membaikkan keadaan.
Kalau anda membalas keburukan seseorang, anda itu hanya bisa membalas dan mengenalkan rasa sakit kepadanya. Kalau anda membalas, pasti andamenyakiti, karena anda disakiti. Kalau anda memaafkan, yang anda minta membalas adalah Tuhan.Kalau Tuhan membalas, menjadikan orang ini lebih baik.
Jadi orang yang memaafkan sebetulnya memberikan ijin keada Tuhan memperbaiki orang yang tadinya menyakiti kita. Jadi memaafkan adalah membatalan hak kita membalas; dan itu hanya orang besar yang bisamelakukan itu.
Menjadi orang baik itu sulit, karena nanti hidupnya mudah; dan mudah menjadiorang jahat karena nanti hidupnya sulit.
Teknik untuk menjadi mampu menyelesaikan masalah2 dalam kehidupan ini, tidak ada lagi kecuali ALAMI (dialami). Rasakanlah penghinaan, rasakanlah perendahan; rasakan cubitan dari penghinaan itu, lalu gunakan kemarahananda sebagai tenaga untuk menghebatkan diri.
Banyak orang menyerahkan sesuatu kepada Tuhan, tetapi diambilnya kembali untuk diurusnya lagi padahal dia tidak mampu.
Jadi kalau mau ahli dalam kehidupan ini, maka alami. Itu sebabnya ada istilah pengalaman; dan pengalaman tidak sama dengan usia. Anak muda yang sibuk, akan lebih tinggi pengalamannya daripada orang usia 60 tahun yang hidupnya malas dan penunda.
Tahapan yang terbaik adalah memulai. Orang2 yang sedang siap2 itu lupa, bahwa dia telah hidup cukup lama sebagai persiapan.
Persiapan yang sebetulnya untuk berhasil itu bukan pendidikan. Keberhasilan itu bergantung kepada kualitas anda sebagai pribadi; dan itu dibangun dalam kehidupan. Bukan hanya disekolah, tetapi dalam pergaulan, interaksi andadengan orang tua, penghormatan anda kepada yang lebih tua; kesemua ini adalah persiapan.
Mengapa kita menunda sesuatu yang sebetulnya kita bisa mulai, karena jaminannya dari langit. Bagi orang yang tidak tahu, tetapi rindu mendatangkan keuntungan bagi orang lain, dia akan dibuat tahu waktu melakukan. Karena sebagian ilmu kita untuk berhasil ada didalam pekerjaan.
Keberhasilan tidak berada dialam rencana, keberhasilan ada dialam tidakan. Melakukan atau tidak melakukan kita akan jadi. Kita ini menjadi kita sekarang karena yang kita lakukan dan yang kita hindari.
Pertanyaannya, yang menjadikan kita itu yang kita lakukan atau yang kita hindari?. Tentunya yang kita lakukan,dan yang membatalkan yang kita lakukan adalah yang kita hindari.
Sehingga banyak sekali orang melakukan sesuatu untuk membangun kehidupannya lalu dibatalkan dengan menghindari hal2 yang harus dilakukannya.
Maka melakukan atau tidak melakukan kita pasti jadi; hanya bisa berharga atau tidak, semuanya tergantung dari yang dilakukan atau dihindari.
Pesannya, lakukan yang harus dilakukan; jangan lakukan yang tidak boleh dilakukan.
Kita menjadi kita sekarang, dari kecil duhulu, karena yang kita lakukan. Tidak ada jaminan bahwa kalau kita berkualitas kita berhasil, karena jumlah sarjana menganggur dinegeri ini sangat besar; itu orang2 yang berkualitas yang tidak diberdayakan. Karena cara2 ini mungkin kekurangan satu hal yang namanya kesungguhan.
Jadi apapun pilihan dan cara kita nanti untuk menghebatkan kita dimasa depan, tambahkanlah kesungguhan.
Kalau kita ingin kehidupan ini bersungguh-sungguh mendengarkan keluhan hati kita; lalu kita ingin Tuhan bersungguh-sungguh menuruti permintaan kita, maka bersungguh-sungguhlah. Karena alat tukar untuk mendapatkan kesungguhan adalah kesungguhan kita.
Semakin kita bersungguh-sungguh, setia melakukan yang baik bagi orang lain dan bagi diri, semakin kehidupan bersungguh-sungguh memulaikan kita.
Jadi dalam semua yang anda lakukan bersungguh-sungguhlah. Jika anda menuliskan nama anda, maka bersungguh-sungguhlah, jika anda memperkenalkan diri bersungguh-sungguhlah, memperlakukan keluarga bersungguh-sungguhlah; hadirkan kesungguhan dalam setiap langkah ana.
Jika anda menaruh kesungguhan dalam semua yang anda lakukan, anda akan lihat bagaimana kehidupan bersungguh-sungguh memperhatikan kita. Maka bersungguh-sungguhlah, lalu perhatikan apa yang terjadi.
Posting Komentar