gravatar

Erte Wolu Mbolang ke Bromo

Hai mas bro hai mbak bro,,  lama tak jumpa ya sama blogger cakep satu ini :D hehehe.. lama juga gak menyapa kalian karena gue sibuk.. iya sibuk gak ngapa-ngapain hehee
Kali ini gue mau bagi-bagi duit. Jiaaahh duit apa mau dibagiin, wong punya tuyul aja tuyulnya males keliling.. gak kok, gue cuman mau share cerita salah satu event mbolang gue, yah cuma salah satu aja karena hidup gue full mbolang..
Pernah ke ikon wisata gunung di Jawa Timur? Iyaa.. Bromo :)

Apa?? Belum? Kasian lo yaa.. haha
Sebenernya gue pernah ke tempat ini beberapa kali sebelumnya dan masih seru meski terulang lagi, cuma beda partner aja.. iya, beda kolega.. jiiiahh bahasa gue sok bingittt.. tenang aja akan gue kenalin satu per satu personilnya :)
Evi, ya dialah makhluk mbolangers yg pertama.. dia pencetus ide mbolang kesini. "Mas, aku pengen ke Bromo" kata kata dia saat nge-wasap gue.. "oke, sama siapa? Kapan?" Jawab gue dengan sigap karena gue emang suka mbolang.. oiya, dia adalah tetangga gue, satu RT.. teman dr kecil.. pernah satu sekolah saat SMA.. seumuran sama gue..
Novi,  yaa ini makhluk  kedua mbolangers.. gue gak banyak cerita tentang dia soalnya dia agak pendiam & umurannya dibawah gue beberapa tahun.. dia adik kandungnya si Evi.. jelas dia satu RT juga sama gue hehe
Yunita, nah ini makhluk ketiga mbolangers.. makhluk asing.. hahaa (peace ya Nyut).. kenapa makhluk asing? Dia satu-satunya personil bukan satu RT, dia teman kuliahnya Evi di Jember. Asli made in Trenggalek.. kebetulan atau kebenaran kerja di daerah Sidoarjo.. daripada dia bengong di kosnya, malam minggu mlongo (maklum jomblo) haha yaa kita ajakin aja.. :D
Gio, makhluk mbolangers keempat.. partner sejati gue dalam bolang membolang.. dia temen gue se-RT.. teman sekolah sejak kecil.. teman ngopi.. pokoknya soulmate lah hehe, tapi gue masih normal kok.. gue masih suka cewek.. tenang aja yaa..

Baem, makhluk mbolangers berikutnya.. tetangga juga, se-RT.. dia beberapa tahun umurnya dibawah gue. Terkesan tua ya gue :|
Njik, alias Fatimah. Makhluk mbolangers keenam.. dia kakak cewek gue, asli, kakak kandung tanpa kepalsuan (hadeh bahasanya).. dia pengen ikut. Yaudah cuss ajak sekalian suaminya..
Marjik, makhluk mbolangers ketujuh. Suaminya Njik alias kakak ipar gue.. kompak bingit yaa suami istri suka mbolang.. semoga nanti gue punya istri suka mbolang.. hahaa angan-angan jauh. Pacar aja belom punya.. :D
Naaahh ini makhluk mbolangers yg kedelapan, makhluk paling keren diantara berdelapan. Yaitu, Gue.. Basya.. makhluk anti basa basi kalo diajak mbolang (asal ada duitnya) haha.. gak usah dijelasin siapa Basya. Cari aja di google. Oke? :D

Kita ber-delapan, berangkat hari sabtu 25 januari 2014 sekitar jam 16.30..  naik 4 sepeda motor.. Njik sama suaminya, Gio sama Evi, Baem sama Novi, Gue sama Yunita.. start dimulai dari halaman rumah gue :) karena halaman yg paling luas diantara rumah kami  hehe
Saat perjalanan gue beberapa kali lihat langit, khawatir hujan karena saat itu langit arah bromo berwarna putih abu-abu.. alias pertanda hujan yg awet.. dan kekhawatiran gue terjadi. Saat memasuki kawasan Gempol udah gerimis. Dan makin deres aja. Akhirnya berteduh n pake jas hujan..
Kita lanjut terus meski hujan,  santai aja kita bermotoran.. dan lega bingitt saat masuko gerbang arah perkampungan bromo, disana jam setengah 8 malem.. berhenti sejenak di Indomaret Sukapura, belanja makanan.. trus lanjut ke arah perkampungan tengger dan disana langsung sewa villa buat kita nginap. Gak mungkin kan kita begadang nungguin sunrise hehee.. kita sampe di Villa hampir jam 9 malem.. lumayan lah dapet villa yg murah, berkat keahlian Njik dalam hal tawar menawar.. wkwkwk
pertama sampe villa, gilaaaa.. lantainya dingin, kaya di kutub hehe.. Di Villa pada sibuk bersih-beraih badan kan habis kehujanan.. akhirnya semua kumpul di ruang televisi.. bercanda sampe larut malam.. momen yg seru.. seru bingitt.. sama teman-teman menghabiskan waktu malam bersama, tertawa lepas tanpa ada kejaiman diantara kita.. Akhirnya villa sepi saat jam 11 malem, semua bergegaa tidur karena besok paginya harus bangun n lanjut ke kawah..
jam setengah 4 gue pertama bangun, lanjut bangunin mereka.. setelah bersih-beraih liur haha sholat, trus check out dari villa menuju Bromo.. jalanan begitu gelap, tak ada lampu penerang jalan, kabutnya tebal banget plus basah.. jarak pandang hanya sekitar 5 meter dengan medan yg berliku antara tebing dan jurang.. seru, menegangkan, menggigil dan basah kena kabut.. dengan penuh perjuangan kita akhirnya sampe di Lautan Pasir Bromo dengan keadaan masih gelap gulita..dan inilah faktor yg bikin gue kelihatan makin cakep, oke abaikan.. kita akhirnya parkir motornya dan nyari sarapan di warung-warung sekitar parkiran..
Dan foto-foto pun dimulai..
Gue sedikit kecewa karena saat matahari ngibtipin kita, terhalang oleh mendung.. gue gak dapet foto sunrisenya.. hanya bisa melihatnya melalui celah mendung.. sedikit apes dan berharap mendungnya segera pergi.. Lanjut kita berjalan menuju bibir kawahnya, agak naik tapi seru.. HP jadul gue jadi andalan foto oleh kita ber-delapan, gak bawa kamera DSLR karena ada beberapa halangan hehe.. dan langitnya semakin cerah dan indah bangettttt.. biruuuuu.. waow deh..
Sebagai fotografer amatiran, gue jeprat jepret momen momen keseruan kita.. kita gokil-gokilan deh disana.. anti jaim.. semuanya mengkoplakkan diri hahaha.. dan hasilnya gak buruk-buruk amat.. lumayan lah.. intinya puas bingitt..  alam seakan mengerti kita yg berharap langit biru untuk foto-foto.. padahal fajar tadi seakan mendung terus seharian.. tapi nyatanya Allah berkehendak lain..
Jam 9 siang kita cuss pulang.. dan mampir di pasuruan buat makan siang dan sampe rumah sekitar jam 1 siang.. perjalanan yg mengesankan dan seru..
Ada satu hal yg bikin gue tersenyum.. ngambil hikmah dr kisah mendung di mbolang kali ini..

Jangan pernah berprasangka buruk pada takdir yg belum dijalani, meski yg sekarang dilihat atau dirasakan seakan datang kemungkinan yg buruk.. tetaplah berpikir positif, karena Allah Maha Mengetahui apa yg hambaNya harapkan dan pikirkan..  :)

Sekian cerita gue, sorry terlalu banyak.. hehe
Sampai jumpa lagi di kisah mbolang selanjutnya..

gravatar

Adaptasi Manusia Terhadap Bencana Alam. How?

Ciri utama manusia yang paling hakiki itu belajar. Tanpa belajar manusia tidak mungkin memiliki budaya. Perkembangan makhluk hidup di bumi, saat ini diketahui secara evolutif, merangkak pelan-pelan, berubah, bertahan dan menjadi seperti saat ini. Alam lingkungannya pun juga demikian berubah dengan kaidah-kaidah alamiahnya sendiri. Demikian juga tingkat kebudayaan dan kearifan manusia dalam menghadapi lingkungannya tentu juga sama.

“Masbro, kita semua tahu bahwa setiap tahun akan ada masa hujan deras yang mungkin menyebabkan banjir. Tapi kenapa kok ya diulang- ulang banjir tapi tetep saja dirasakan”

Geologi salah satu ilmu untuk mengerti perilaku bumi. Salah satu alat manusia dalam mempertahankan diri adalah ilmu. Perubahan alam sejak terbentuk 4 milyar tahun yang lalu bukanlah hal aneh bagi ilmu geologi. Manusia juga memerlukan tempat di bumi ini untuk hidup. Nah sebagai seorang ahli geologi tentunya tahu sebesapa besar daya dukung lingkungan untuk sebuah pemukiman atau untuk peruntukan yang lain.

Kalau Ibu Kota negara tercinta ini memang bantaran sungai, atau flood plain, tentunya mengerti memang secara alamiah akan banjir. Paling tidak ini diketahui lebih dahulu sebelum pengembangan wilayan atau penggunaan lahan. Kemudian apabila ada faktor yg mengharuskan (keterbatasan lahan dsb) perlu menyadari dengan :

1. Mengikuti irama alam , adaptif terhadap sifat-sifat alami yang ada disitu.
Misal, memperhitungkan konsekuensi (biaya, waktu, kerugian dsb) apabila musim banjir ya mengungsi dulu (katakanlah selama 2 pekan banjir untuk setiap tahun, seperi layaknya cuti), Membuat konstruksi tahan banjir (rumah panggung, termasuk utk ternak dsb, memperhitungkan musim untuk bercocok tanam.

“Masbro kadangkala irama alam itu mengalun santai seperti slow rock. Tetapi kadangkala juga hard rock yang jedar-jeder ngagetin ya”.
“Makanya itu, Bro. Yang pertama harus mengerti adalah tentang perilaku lingkungannya”

2. Apabila cara diatas sudah tidak mampu lagi dihadapi, dipikirkan perlunya melakukan rekayasa lingkungan ( engineering). Misalnya dibuat dam-dam buatan, tanggul buatan, merubah pola sungai dsb. Yang perlu diperhitungkan adalah konsekuensi logis dari perubahan ini.
Disinilah perlunya AMDAL. Sehingga konsekuensi akibat rekayasa ini dapat diantisipasi. Termasuk didalamnya adalah membuat banjir kanal dan membuat sumur resapan !

3. Kalau usaha rekayasa (engineering) sudah tidak memungkinkan ya menghindari dengan mencari lahan baru.
Jadi bagaimanapun awalnya harus mengerti kondisi lingkungannya sebelum mengembangkan wilayah untuk pemukiman dll. Seandainya sudah terlanjur ya sekarang harus dimengerti konsekuensi logis akibat peristiwa alam ini.
Dengan mengerti adanya proses perubahan iklim, cuaca, perubahan geologi manusia akan terus mengikuti siklus alami.

“trus masbro, kalau begitu banjir Jakarta memang harus dinikmati setahun sekali ya ? Lah itu buktinya belum pindah-pindah juga”
“Selama biaya kerugiannya lebih kecil dari keuntungan yg diperoleh selama setahun, mana ada yang mau meninggalkan Jakarta”

Jadi.. Adaptasi Manusia : Mengerti, Merekayasa, atau Menghindari Bahaya Alam

gravatar

Sekilas Tentang PEDOSFER

Pedosfer, adalah lapisan paling atas dari permukaan bumi tempat berlangsungnya proses pembentukan tanah. Secara sederhana pedosfer diartikan sebagai lapisan tanah yang menempati bagian paling atas dari litosfer. Tanah (soil) adalah suatu wujud alam yang terbentuk dari campuran hasil pelapukan batuan (anorganik), organik, air, dan udara yang menempati bagian paling atas dari litosfer. Ilmu yang mempelajari tanah disebut pedologi, sedangkan ilmu yang secara khusus mempelajari mengenai proses pembentukan tanah disebut pedogenesa.
Lahan adalah permukaan daratan dengan kekayaan benda-benda padat, cair, dan gas. Sama halnya dengan tanah, penggunaan lahan antara orang yang satu dengan yang lain berlainan kepentingannya.

Faktor-faktor pembentuk tanah :


Ada beberapa faktor penting yang mempengaruhi proses pembentukan tanah, antara lain iklim, organisme, bahan induk, topografi, dan waktu. Faktorfaktor tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut:


T = f (i, o, b, t, w)


Keterangan:

T = tanah b = bahan induk
f = faktor t = topografi
i = iklim w = waktu
o = organisme

1. Iklim

Unsur-unsur iklim yang utama mempengaruhi proses pembentukan tanah adalah suhu dan curah hujan. Dalam hal ini, suhu akan berpengaruh terhadap proses pelapukan bahan induk. Apabila suhu tinggi, maka proses pelapukan akan berlangsung cepat sehingga pembentukan tanah akan cepat pula. Curah hujan akan berpengaruh terhadap kekuatan erosi dan pencucian tanah, sedangkan pencucian tanah yang cepat menyebabkan tanah menjadi asam (pH tanah menjadi rendah).

2. Organisme

Peranan organisme dalam proses pemebentukan tanah sangat besar, akumulasi bahan organisme, siklus unsur hara, dan pembentukan struktur tanah yang stabil sangat dipengaruhi oleh kegiatan organisme dalam tanah. Disamping itu unsur nitrogen dalam tanah dapat diikat oleh mikroorganisme, baik yang hidup sendiri didalam tanah maupun yang bersimbiosis dengan tanaman.

3. Bahan Induk

Bahan induk terdiri atas batuan vulkanik, batuan beku, batuan sedimen dan batuan metamorf. Batuan induk itu akan hancur menjadi bahan induk, kemudian akan mengalami pelapukan dan menjadi tanah.


4. Topogarafi

Faktor topografi yang mempengaruhi proses pembentukan tanah di Indonesia yaitu bentuk lahan dan kemiringan lereng. Faktor topografi berpengaruh terhadap proses pemebentukan tanah dengan cara sebagai berikut :
• Mempengaruhi jumlah air hujan yang jatuh
• Mempengaruhi dalamnya air tanah
• Mempengaruhi tinggi rendahnya erosi
• Mengarahkan gerakan air berikut bahan-bahan yang terlarut didalamnya.

Sifat-sifat tanah yang berhubungan dengan topografi antara lain;

• Tebal solum
• Kandungan bahan organik dalam horizon A
• Kandungan air tanah
• Warna tanah
• Tingkat perkembangan horizon
• Reaksi PH tanah
• Kandungan garam yang mudah larut dalam tanah.

5. Waktu

Tanah merupakan benda alam yang terus menerus berubah, akibat pelapukan dan pencucian yang terus menerus. Oleh karena itu tanah akan menjadi semakin tua dan kurus. Mineral yang banyak mengandung unsur hara telah habis mengalami pelapukan sehingga tinggal mineral yang sukar lapuk seperti kuarsa. Karena proses pembentukan tanah yang terus berjalan, maka induk tanah berubah berturut-turut menjadi tanah muda, tanah dewasa, dan tanah tua.
Tanah muda ditandai oleh proses pembentukan tanah yang masih tampak pencampuran antara bahan organik dan bahan mineral atau masih tampak struktur bahan induknya. Contoh tanah muda adalah tanah aluvial, regosol dan litosol. Tanah dewasa ditandai dengan proses pembentukan horizon B. Contoh tanah dewasa adalah andosol, latosol, dan grumosol. Tanah tua
149 ditandai dengan proses perubahan yang nyata pada horizon A dan B. Contoh tanah pada tingkat tua adalah jenis tanah podsolik dan latosol tua (laterit).
Lamanya waktu yang diperlukan untuk pembentukan tanah berbedabeda. Bahan induk vulkanik yang lepas-lepas seperti abu vulkanik memerlukan waktu 100 tahun untuk membentuk tanah muda, dan 1.000 – 10.000 tahun untuk membentuk tanah dewasa.

Komponen-komponen pembentukan tanah


1. Bahan Mineral

Bahan mineral dalam tanah berasal dari pelapukan batu-batuan. Oleh karena itu susunan mineral didalam tanah berbeda-beda sesuai dengan mineral batu-batuan yang lapuk. Mineral tanah dibedakan menjadi mineral primer dan mineral sekunder. Mineral primer adalah mineral yang berasal dari batuan yang lapuk, sedangkan mineral sekunder adalah mineral bentukan baru yang terbentuk selama proses pembentukan berlangsung. Mineral primer pada umumnya erdapat dalam fraksi-fraksi pasir dan debu, sedangkan mineral sekunder umumnya terdapat dalam fraksi liat.

Beberapa jenis mineral primer dan unsur hara


Mineral Unsur Hara

Kuarsa Si, O
Kalsit Ca
Dolomit Ca, Mg
Felspor :
a. Ortoklas K
b. Plagikas Na, Ca

Mika :

c. Muskovit K
d. Biovit K, Mg, Fe

Amfibole (hornblende) Ca, Mg, Fe, Na

Pyroksin(hiperstin,augit) Ca, Mg, Fe
Olivin Mg, Fe
Leusit K
Apatit P


2. Bahan Organik

Bahan organik umumnya ditemukan dipermukaan tanah. Jumlahnya tidak besar, hanya sekitar 3-5 %, tetapi pengaruhnya terhadap sifat-sifat tanah besar sekali. Adapun pengaruh bahan oraganik terhadap sifat-sifat tanah dan akibatnya juga terhadap pertumbuha tanaman adalah sebagai berikut :
a. Sebagai granulator, yaitu mempernaiki struktur tanah.
b. Sumber unsur hara N, P, S dan unsur mikro.
c. Menambah kemampuan tanah untuk menahan air.
d. Menambah kemampuan tanah untuk menahan unsur-unsur hara (kapasitas tukar kation tanah menjadi tinggi).
e. Sumber energi bagi mikroorganisme.

Bahan organik dalam tanah terdiri dari bahan organik kasar dan bahan organik halus atau humus. Humus terdiri dari bahan oraganik halus yang berasal dari hancuran bahan organik kasar serta senyawa-senyawa baru yang dibentuk dari hancuran bahan organik tersebut melalui kegiatan mikroorganisme didalam tanah. Humus merupakan senyawa yang resisten (tidak mudah hancur) , berwarna hitam atau coklat dan mempunyai daya menahan air dan unsur hara yang tinggi.

Tanah yang mengandung humus atau bahan organik adalah tanah-tanah lapisan atas atau top soil. Semakin kelapisan bawah tanah maka kandungan bahan oraganik semakin berkurang, sehingga tanah semakin kurus.
Didaerah rawa-rawa, seperti daerah rawa-rawa pasang surut, sering dijumpai tanah –tanah dengan kandungan bahan organik lebih dari 20% (untuk tanah pasir) atau lebih dari 30% (untuk tanah liat) dan tebalnya lebih dari 40cm, maka tanah tersebut disebut tanah organik (tanah gambut).

3. Air

Guna air bagi pertumbuhan tanaman adalah:
• Sebagai unsur ahra tanaman, tanaman memrlukan air dari tanah dan CO2 dari udara untuk membentuk gula dan karbohidrat dalam proses fotosintesis.
• Sebagai pelarut unsur hara, unsur hara yang terlarut dalam air diserap oleh akar-akar tanaman.
• Sebagai bagian dari sel-sel tanaman, air merupakan bagian dari protopasma.

Persediaan air didalam tanah tergantung dari banyaknya curah hujan atau air irigasi, kemampuan tanah menahan air, besarnya evapotransporasi (penguapan langsupenguapan langsung melalui tanah dan melalui vegetasi), tingginya muka air tanah.

Air dapat diserap atau ditahan oleh tanah karena adanya gaya-gaya adesi, kohesi, dan gravitasi. Karena adanya gaya-gaya tersebut maka air didalam tanah dapat dibedakan menjadi dua yaitu :
• Air higroskopik, yaitu air yang diserap tanah sangat kuat sehingga tidak dapat digunakan tanaman (adesi antara tanah dengan air).
• Air kapiler, yaitu air dalam tanah dimana daya kohesi (tarik menarik antara butir-butir air) dan daya adesi (anatara air dan tanah) lebih kuat dari gravitasi. Air ini dapat bergerak kesamping atau keatas karena gaya-gaya kapilernya, sebagian besar dari air kapiler merupakan air yang tersedia (dapat diserap oleh tanaman).

4. Udara

Susunan udara dalam tanah adalah :
• Kandungan uap air lebih tinggi. Tanah-tanah yang lembab mempunyai udara dengan kelembaban nisbi mendekati 100%.
• Kandungan CO2 lebih besar daripada atmosfer (˂ 0,03%).
• Kandungan O2 lebih kecil daripada atmosfer (udara tanah 10-12% O2, atmosfer 20% O2). Hal tersebut mungkin disebabkan karena kegiatan dekomposisi bahan organik atau pernapasan oragnisme hidup dalam tanah dan akar-akar tanaman yang mengambil O2 dan melepaskan CO2.

Warna tanah


Warna tanah merupakan petunjuk untuk menentukan sifat tanah karena warna tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor yang terdapat dalam tanah.

Perbedaan warna tanah pada umumnya dipengaruhi oleh kandungan bahan organik. Makin tinggi kandungan bahan organik maka warna tanah makin gelap. Pada lapisan tanah bagian bawah kandungan bahan organik pada umumnya rendah sehingga warna tanah dipengaruhi oleh banyaknya senyawa Fe (besi).
Didaerah yang sistem pengairannya buruk atau daerah yang selalu tergenang air sebagian besar tanahnya berwarna abu-abu. Sebaliknya didaerah yang sistem pengairannya teratur maka dijumpai warna tanah merah atau cokelat kekuning-kuningan.
Warna dalam tanah dipengaruhi oleh persenyawaan besi dalam tanah, kandungan bahan organik, persenyawaan kuarsa, persenyawaan unsur mangan.



Profil Tanah

profil tanah adalah penampang vertikal dari tanah yang menunjukkan horizon. Horizon-horizon yang menyusun profil tanah berturut-turut dari atas kebawah adalah horizon O, A, B, dan C.sedangkan horizon yang menyusun solum tanah adalah hanya horizon A dan B.


• Horizon O
Horizon O ditemukan terutama pada tanah-tanha hutan yang belum terganggu, merupakan horizon organik yang terbentuk diatas lapisan tanah mineral.

• Horizon A
Horizon ini ditemukan dipermukaan tanah yang terdiri dari campuran bahan mineral. Merupakan horizon aluviasi yaitu horizon yang mengalami pencucian.
A1 : bahan mineral campur dengan humus, berwarna gelap.
A2 : horizon dimana terdapat pencucian (aluviasi) maksimum terhadap liat, Fe, Al bahan organik.
A3 : horizon peralihan ke-B, lebih menyerupai A.

• Horizon B
Horizon aluviasi (penimbunan) dari bahan-bahan yang tercuci di atasnya (liat, Fe, Al, bahan organik).
B1 : peralihan dari A ke B, lebih menyerupai B.
B2 : penimbunan (iluviasi) maksimum liat, Fe dan Al-Oksida, kadang-kadang bahan organik.
B3 : peralihan ke-C, lebih menyerupai B.

• Horizon C
Bahan induk sedikit terlapuk.

• Horizon D atau R
Batuan keras yang belum lapuk.



PH Tanah

Ph tanah adalah derajat keasaman tanah. Tanah masam jumlah unsur H- lebih tinggi. Tanah basa (alkali) kandungan ion OH+ lebih tinggi daripada ion H+. Tanah netral kandungan ion H- sama dengan ion OH- atau tanah yang mempunyai Ph = 7.
Pada PH tanah netral masam, unsur hara tidak dapat diserap. Pada PH tanah masam unsur hara tidak dapat diserap tanaman karena diikat oleh Al (aluminium). Pada PH tanah basa (alkali) unsur hara tidak dapat diserap tanaman karena diikat oleh Ca.
Untuk tanah yang terlalu masam dapat dinaikan PH nya dengan menambahkan kapur. Sedangkan tanah yang terlalu basa (alkali) dapat diturunkan PH-nya dengan menambahkan belerang.


Struktur dan Tekstur Tanah

Struktur tanah merupakan gumpalan-gumpalan kecil dari tanah akibat melekatnya butir-butir tanah satu sama lain. Struktur tanah memiliki bentuk yang berbeda-beda yaitu sebagai berikut:
a. Lempeng (Platy), ditemukan di horizon A.
b. Prisma (Prosmatic), ditemukan di horizon B pada daerah iklim kering.
c. Tiang (Columnar), ditemukan di horizon B pada daerah iklim kering.
d. Gumpal bersudut (Angular blocky), ditemukan pada horizon B pada daerah iklim basah.
e. Gumpal membulat (Sub angular blocky), ditemukan pada horizon B pada daerah iklim basah.
f. Granuler (Granular), ditemukan pada horizon A.
g. Remah (Crumb), ditemukan pada horizon A.

Tekstur tanah menunjukkan kasar halusnya tanah yang didasarkan atas perbandingan banyaknya butir-butir pasir, debu, dan liat di dalam tanah. Untuk menentukan tekstur tanah terdapat 12 kelas dalam segi tiga tekstur tanah. Ke-12 kelas tekstur tersebut adalah sebagai berikut :
a. Pasir. g. Lempung liat.
b. Pasir berlempung. h. Lempung liat berpasir.
c. Lempung berpasir. i. Lempung liat berdebu.
d. Lempung. j. Liat berpasir.
e. Lempung berdebu. k. Liat berdebu.
f. Debu. l. Liat.

Di lapangan, tekstur tanah secara sederhana dapat ditentukan dengan memilin tanah yang dibasahi dengan menggunakan jari-jari tangan (kasar halusnya tanah).
Menurut Taksonomi Tanah (1970), tanah dibagi menjadi sepuluh macam yaitu;
1. Oxisol, berasal dari bahasa Prancis yang berarti oxide atau oksida. Tanah ini telah mengalami pelapukan yang hebat, terdiri atas campuran besi dan aluminium, sedikit bahan organik. Warnanya dari kuning ke merah coklat sampai coklat kemerahan. Jenis tanah ini meliputi tanah lateritik, latosol, dan laterit air tanah. (Menurut klasifikasi tanah tahun 1949).
2. Ultisol, yaitu tanah yang telah mengalami pelapukan yang sangat hebat, yang ditandai pula dengan pengaruh luar, pencucian (leached). Warnanya merah sampai kuning. Lateritik coklat kemerahan, setengah bog (gambut), glei humus rendah.
3. Vertisol, yaitu golongan tanah yang khas terdapat pada region-region bervegetasi sabana atau steppa, di daerah iklim tropika dan subtropika yang memiliki musim kering dan basah yang berganti-ganti dengan nyata.
4. Entisol, yaitu tanah yang masih menunjukkan asal bahan induk. Jadi tanah ini masih baru, belum menunjukkan perkembangan horizon. Adapun yang termasuk jenis tanah ini adalah tanah alluvial, regosol gunung, regosol pantai, dan lithosol.
5. Inceptisol, yaitu tanah yang masih muda, baru mulai perkembangan penampangnya. Namun, sudah ada eluvasi dan iluvasi. Golongan ini terjadi dalam hampir semua region iklim.
6. Spodosol, yaitu tanah yang tersebar dalam semua iklim, mempunyai solum yang sangat asam, kemampuan menahan air rendah, dan kurang subur.
7. Molisol, yaitu tanah yang memiliki ciri halus atau lunak, pH kurang dari 7,0. Adapun yang termasuk tanah jenis ini adalah chesnut, chernozem, brunizem (prairies), rendzina, dan sebagainya.
8. Alfisol, yaitu tanah yang tersebar di daerah beriklim lembap, kaya dengan alumunium, besi, air, dan bahan organik. Warnanya abu-abu, horizonnya mengandung lapisan-lapisan tanah liat (clay). Adapun yang termasuk tanah ini adalah grey-brown podzolic dan wooded, beberapa planosol dan noncalcic-brown.
9. Aridisol, yaitu tanah yang sepanjang tahun kering, kandungan organiknya rendah, warnanya kemerah-merahan, terbentuk di daerah gurun atau semi-gurun. Adapun yang termasuk tanah jenis ini adalah reddish dessert, sierozem, dan raddish brown.
10.Histosol, mencakup semua tanah organik, seperti tanah organosol dan gambut (bog).

Jenis-jenis Tanah di Indonesia

a. Tanah gambut atau tanah organik
Jenis tanah ini berasal dari bahan induk organik seperti dari hutan rawa atau rumput rawa. Tanah gambut mempunyai ciri dan sifat, yaitu tidak terjadi deferensiasi horizon secara jelas, ketebalan lebih dari 0,5 meter, warna coklat hingga kehitaman, tekstur debu lempung, tidak berstruktur, konsistensi tidak lekat-agak lekat, kandungan organik lebih dari 30% untuk tanah tekstur lempung dan lebih dari 20% untuk tanah tekstur pasir, umumnya bersifat sangat asam (pH 4.0), kandungan unsur hara rendah. Berdasarkan penyebaran topografinya, tanah gambut dibedakan menjadi tiga, yaitu sebagai berikut.
1) Gambut ombrogen: terletak di dataran pantai berawa, mempunyai ketebalan 0.5 – 16 meter, terbentuk dari sisa tumbuhan hutan dan rumput rawa, hampir selalu tergenang air, bersifat sangat asam. Contoh penyebarannya di daerah dataran pantai Sumatera, Kalimantan, dan Irian Jaya (Papua).
2) Gambut topogen: terbentuk di daerah cekungan (depresi) antara rawarawa di daerah dataran rendah dengan di pegunungan, berasal dari sisa tumbuhan rawa, ketebalan 0.5–6 meter, bersifat agak asam, kandungan unsur hara relatif lebih tinggi. Contoh penyebarannya di Rawa Pening (Jawa Tengah), Rawa Lakbok (Ciamis, Jawa Barat), dan Segara Anakan (Cilacap, Jawa Tengah).
3) Gambut pegunungan: terbentuk di daerah topografi pegunungan, berasal dari sisa tumbuhan yang hidupnya di daerah sedang (vegetasi spagnum). Contoh penyebarannya di Dataran Tinggi Dieng.

Berdasarkan susunan kimianya tanah gambut dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu sebagai berikut:
1) Gambut eutrop, bersifat agak asam, kandungan O2 serta unsur haranya lebih tinggi.
2) Gambut oligotrop, sangat asam, miskin O2, miskin unsur hara, biasanya selalu tergenang air.
3) Gambut mesotrop, peralihan antara eutrop dan oligotrop.

b. Aluvial
Jenis tanah ini masih muda, belum mengalami perkembangan, berasal dari bahan induk aluvium, tekstur beraneka ragam, belum terbentuk struktur, konsistensi dalam keadaan basah lekat, pH bermacam-macam, kesuburan sedang hingga tinggi. Penyebarannya di daerah dataran aluvial sungai, dataran aluvial pantai dan daerah cekungan (depresi).

c. Regosol
Jenis tanah ini masih muda, belum mengalami diferensiasi horizon, tekstur pasir, struktur berbukit tunggal, konsistensi lepas-lepas, pH umumnya netral, kesuburan sedang, berasal dari bahan induk material vulkanik piroklastis atau pasir pantai. Penyebarannya di daerah lereng vulkanik muda dan di daerah beting pantai dan gumuk-gumuk pasir pantai.

d. Litosol
Tanah mineral yang sedikit mempunyai perkembangan profil, batuan induknya merupakan batuan beku atau batuan sedimen keras, kedalaman tanah dangkal (< 30 cm) bahkan kadang-kadang merupakan singkapan batuan induk (outerop). Tekstur tanah beranekaragam, dan pada umumnya berpasir dan tidak berstruktur, terdapat kandungan batu, kerikil, dan kesuburannya bervariasi. Tanah litosol dapat dijumpai pada segala iklim, umumnya di topografi berbukit, pegunungan, lereng miring sampai curam.

e. Latosol
Jenis tanah ini telah berkembang atau terjadi diferensiasi horizon, kedalamannya dalam, tekstur lempung, struktur remah hingga gumpal, konsistensi gembur hingga agak teguh, warna coklat merah hingga kuning. Penyebarannya di daerah beriklim basah dengan curah hujan lebih dari 300–1000 cm. Batuan induk berasal dari tuf, dan material vulkanik.

f. Grumosol
Tanah mineral yang mempunyai perkembangan profil, agak tebal, tekstur lempung berat, struktur kersai (granular) di lapisan atas dan gumpal hingga pejal di lapisan bawah, konsistensi bila basah sangat lekat dan plastis, bila kering sangat keras dan tanah retak-retak, umumnya bersifat alkalis, kejenuhan basa, dan kapasitas absorpsi tinggi, permeabilitas lambat dan peka erosi. Jenis ini berasal dari batu kapur, mergel, batuan lempung atau tuf vulkanik bersifat basa. Penyebarannya di daerah iklim subhumid atau subarid, curah hujan kurang dari 2500 mm/tahun.

g. Podsolik merah kuning
Tanah mineral telah berkembang, solum (kedalaman) dalam, tekstur lempung hingga berpasir, struktur gumpal, konsistensi lekat, bersifat agak asam (pH kurang dari 5.5), kesuburan rendah hingga sedang, warna merah hingga kuning, kejenuhan basa rendah, peka erosi. Tanah ini berasal dari batuan pasir kuarsa, tuf vulkanik, bersifat asam. Tersebar di daerah beriklim basah tanpa bulan kering, curah hujan lebih dari 2500 mm/tahun.

h. Podsol
Jenis tanah ini telah mengalami perkembangan profil, susunan horizon terdiri atas horizon albic (A2) dan spodic (B2H) yang jelas, tekstur lempung hingga pasir, struktur gumpal, konsistensi lekat, kandungan pasir kuarsanya tinggi, sangat masam, kesuburan rendah, kapasitas pertukaran kation sangat rendah, peka terhadap erosi, batuan induk berupa batuan pasir dengan kandungan kuarsanya tinggi, batuan lempung, dan tuf vulkan masam. Penyebarannya di daerah beriklim basah, curah hujan lebih dari 2000 mm/tahun tanpa bulan kering, topografi pegunungan. Contohnya, di daerah Kalimantan Tengah, Sumatra Utara dan Irian Jaya (Papua).

i. Andosol
Jenis tanah mineral yang telah mengalami perkembangan profil, solum agak tebal, warna agak coklat kekelabuan hingga hitam, kandungan organik tinggi, tekstur geluh berdebu, struktur remah, konsistensi gembur dan bersifat licin berminyak (smeary), agak asam, kejenuhan basa tinggi dan daya absorpsi sedang, kelembaban tinggi, permeabilitas sedang dan peka terhadap erosi. Tanah ini berasal dari batuan induk abu atau tuf vulkanik.

j. Mediteran merah – kuning
Tanah mempunyai perkembangan profil, solum sedang hingga dangkal, warna coklat hingga merah, mempunyai horizon B argilik, tekstur geluh hingga lempung, struktur gumpal bersudut, konsistensi teguh dan lekat bila basah, pH netral hingga agak basa, kejenuhan basa tinggi, daya absorpsi sedang, permeabilitas sedang dan peka erosi, berasal dari batuan kapur keras (limestone) dan tuf vulkanis bersifat basa. Penyebaran di daerah beriklim sub humid, bulan kering nyata. Curah hujan kurang dari 2500 mm/tahun, di daerah pegunungan lipatan, topografi karst dan lereng vulkan, ketinggian di bawah 400 m. Khusus tanah mediteran merah – kuning di daerah topografi Karst disebut terra rossa.

k. Hidromorf kelabu (gleisol)
Jenis tanah ini perkembangannya lebih dipengaruhi oleh faktor lokal, yaitu topografi merupakan dataran rendah atau cekungan, hampir selalu tergenang air, solum tanah sedang, warna kelabu hingga kekuningan, tekstur geluh hingga lempung, struktur berlumpur hingga masif, konsistensi lekat, bersifat asam (pH 4.5-6.0), kandungan bahan organik. Ciri khas tanah ini adanya lapisan glei kontinu yang berwarna kelabu pucat pada kedalaman kurang dari 0.5 meter akibat dari profil tanah selalu jenuh air. Penyebaran di daerah beriklim humid hingga sub humid, curah hujan lebih dari 2000 mm/tahun.

l. Tanah sawah (Paddy soil)
Tanah sawah ini diartikan tanah yang karena sudah lama (ratusan tahun) dipersawahkan memperlihatkan perkembangan profil khas, yang menyimpang dari tanah aslinya. Penyimpangan antara lain berupa terbentuknya lapisan bajak yang hampir kedap air disebut padas olah, sedalam 10-15 cm dari muka tanah dan setebal 2-5 cm. Di bawah lapisan bajak tersebut umumnya terdapat lapisan mangan dan besi, tebalnya bervariasi tergantung pada permeabilitas tanah. Lapisan tersebut dapat merupakan lapisan padas yang tak tembus perakaran, terutama bagi tanaman semusim. Lapisan bajak tersebut nampak jelas pada tanah latosol, mediteran dan regosol, samara-samara pada tanah aluvial dan grumosol.

Daftar Isi Basyabook

Follow Me on Twitter

My Skype

My status

Ocehan @basya999

Ngobrol Yuk...

My Google Talk

Artikel Basya World