Pembentukan Kaldera Gunungapi
“Hiya, Basya. Waktu aku kecil kalau nggambar gunung ya kerucut diatasnya ada asap. Trus ada jalan yang kri kanannya sawah. Wah kalau begitu nanti kalau Merapi memiliki Kaldera, pemandangannya bisa bagus juga donk Pakdhe ?”
“Sik, sik, … pembentukan kaldera yang berupa amblesan mendadak itu juga berbahaya,”
Pembentukan Kaldera
Erupsi besar
Pembentukan kaldera merupakan satu topik tersendiri dalam kajian ilmu gunungapi, vulkanologi.Kaldera merupakan sebuah fenomena unik yang menghasilkan morfologi dan topografi yang akhirnya menghasilkan pemandangan yang jauh lebih unik dan menarik ketimbang kerucut gunungapi yang ada.
Secara sederhana kaldera terbentuk akibat habisnya magma didapur magma (magma chamber) akibat dikeluarkan sewaktu erupsi. Ketika erupsi gas-gas yang ada didalam magma cair ini menyebabkan timbulnya tekanan yang dapat menjadi sumber energi keluarnya magma. Ketika magma beserta material lain dan juga gas ini keluar akhirnya ruangan dapur menjadi kosong. Ruang kosong ini akhirnya diisi oleh material diatasnya dengan cara ambles kebawah.
“Basya, kok mirip dengan Lumpur Lapindo ya ?”
“Betul, amblesan ini mirip mekanismenya semburan Gunung Lumpur Lapindo atau Mud Volkano”
Erupsi kecil
Namun tanpa erupsi besarpun sebenarnya juga memungkinkan terbentuknya kaldera. Ketika terjadi lelehan lava pijar akibat menerobos melalui celah kesamping, maka lelehan ini menjaid jalan keluarnya magma yang ada di dapur magma.
Mekanismenyapun sama. Yaitu ambles mengisi rongga kosong yang ada dibawahnya.
Alam memiliki caranya sendiri untuk menjaga kesetimbangan. Ketika ada ruang kosong dibawah maka dinding atap sangat tidak stabil karena harus menjaga elevasinya. Gaya gravitasi akan menarik dinding atas ini turun kebawah, terjadilah amblesan membentuk kaldera.
“Jadi cuman begitu saja terjadinya Bas ?”
“Nah itu yang diatas kalau untuk anak SD dan SMP sudah cukup. Teori-teori baru selalu berkembang. Banyak mekanisme-mekanisme baru yang diperkirakan lebih cocok dengan model serta simulasi.”
Kalau pembaca sudah cukup puas, maka pembentukan kaldera diatas sudah cukup bagus. Tetapi kalau penasaran bagaimana teori lain yang lebih rumit silahkan baca sterusnya dibawah ini.
Pembentukan kaldera dari model dan simulasi
Ahli vulkanologi tentusaja tidak sederhana seperti diatas ketika melihat gejala kaldera gunungapi ini. Ada banyak teori serta model-model yang dibuat oleh para ahli vulkanologi untuk menjelaskan bentuk geometri, macam serta mekanisme terbentuknya.
Disebelah kanan ini merupakan model-model amblesan pembentuk kaldera yang menjadi dasar pembuatan model-model matematis, hingga model-model miniatur pembentukan kaldera di laboratorium.
Setiap gejala volkanik selalu saja unik. Para ahli volkanologi bahkan memberikan kriteria serta karakteristik gunungapi ini seperti layaknya mahkluk berkarakter. Setiap gunungapi memiliki karakternya sendiri-sendiri. Namun tentusaja ahli-ahli ini akan mencoba mencari kesamaan atau kemiripan antara satu dengan yang lain.
Inilah intinya sains kebumian. Membuat pengamatan dilapangan, mecatat setiap gejala dilapangan. Kemudian mencoba menjelaskan gejala-gejala itu sbeagai sebuah model matematis bahkan membuat model miniaturnya.
Dibawah ini contoh-conto beberapa kaldera dengan keunikannya masing-masing. Ukurannya berbeda-beda. Geometrinya tidaksama. Mekanisme pembentukannyapun tidak selalu sama.
“Wah kalau mereka berkumpul dan berdemokrasi menjadi bhineka tunggal ika ya, Basya ?”
Setelah mengetahui beberapa bentuk geometri, gejala serta aneka ragam mekanisme, para ahli ini juag membuat model dengan menggunakan alat peraga di laboratoriumnya.
Eksperimen Unik
Diatas kita telah melihat bahwa kaldera terbentuk akibat ruang kosong yang berada dibawah dan akhirnya ambles. Eksperimen diabawah ini sungguh unik karena kaldera terbentuk akibat adanya material (gunungapi) yang didorong ketas.
Didasari oleh eksperimen matematis diatas adanya doming (sembulan) menyebabkan bagian puncak dari gundukan yang disundul ini ambles kebawah pada bagian puncaknya
Yang diatas ini memang merupakan eksperimen unik dari pembentukan kaldera. Untuk menjelaskan apakah yang kita jumpai digunungapi pada kenyataannya memang juga begitu adanya tentusaja memerlukan data, pengukuran serta analisa yang tidak kalah menarik.
“Looh. Basya. Katanya kaldera terbentuk akibat ruang kosong dibawah, lah ini kok malah disembul dari bawah terus ambles membentuk kaldera ?”
“Nah yang diatas itu untuk anak SD dan SMP sudah cukup. Tapi kalau mau ambil doktor atau menjadi ahli vulkanologi, kamu harus meneliti lebih jauh”.
Dengan demikian pembentukan kaldera-kaldera di gunungapi di Indonesia ini tentusaja masing-masing akan memiliki karakteristik tersendiri. Dibawah ini dua kaldera yang terkenal Indahnya (Kaldera Tengger, dan Kaldera Toba yang terkenal raksasa ukurannya.
Jadi menariknya keunikan kaldera tidak hanya karena morfologi dan pemandangannya saja yang indah. Bahkan ahli vulkanologipun sangat menikmati keunikannya dengan menelitinya dilapangan hingga di laboratorium.
Sumber bacaan : Valerio Acocella, 2007. Understanding caldera structure and development: An overview of analogue models compared to natural calderas. Earth Science Reviews 85 (2007)