Archives

gravatar

Sekilas Tentang Realm Afrika Sub Sahara

• Di Afrika Subsahara terdapat salah satu peradaban manusia yang paling kreatif dan menunjukkan salah satu jantung/pusat kebudayaan dengan radiasi inovasinya menyebar ke seluruh penjuru dunia.
• Fisiografis Afrika juga memiliki massa tanah dalam jumlah besar, jumlahnya hampir seperlima jumlah permukaan tanah di seluruh bumi. Jarak yang seperti ini akan membawa pengaruh yang besar terhadap lingkungan sekitar. Selain itu juga, sebagian besar benua Afrika terletak di garis bujur dimana sistem sirkulasi udara secara global membentuk kondisi-kondisi daerah kering. Sahara di bagian utara dan Kalahari di bagian selatan merupakan zone gurun yang terbentang luas di bumi ini sehingga masalah utama yang terjadi yaitu kukarangan suplai air sehingga mengalami kekeringan.
• Sebutan untuk benua Afrika “Afrika merupakan benua unik”. Ini dikarenakan di benua ini tidak dijumpai eksagerasi untuk menggambarkan keadaan fisiografinya. Di afrika tidak dijumpai satupun pegunungan sebagai tulang punggungnya. Ini dikarenakan seperlima wilayahnya merupakan daratan di permukaan bumi.
• Afrika mempunyai serangkaian danau-danau besar terpusat pada arah Tengah-Timur bagian benua
• Berdasarkan peta fisiografis Afrika mempunyai sistem sungai di Afrika yang berbeda dengan benua lainnya. Sungai-sungai besar di Afrika yaitu:
Sungai Nil dan Sungai Zaire (Sungai Kongo)
• Semua kontinen mempunyai wilayah dataran rendah, misalnya di Teluk Atlantik terdapat dataran pantai Amerika Utara atau dataran rendah antar sungai dijumpai di Eurasia dan Australia. Tetapi sebagaimana ditunjukkan dalam peta, dataran pantai hanya sempit dan perluasannya hanya terbatas di Afrika. Oleh sebab itu dikatakan Afrika disebut “Kontinen Plateu”.

• Fisiografis benua Afrika ditandai dengan kenampakan yang luar biasa dan aneh yakni merupakan salah satu potongan dari benua yang maha besar (supercontinental) sebagaimana yang dikemukakan oleh Wegener, seorang geographer yang mengembangkan teori continental drift pada abad 20, yaitu semua massa benua/daratan di bumi ini awalnya adalah dalam keadaan menyatu menjadi satu kontinen yang maha besar disebut “Pangea”
• Kekeringan sebagai faktor dominan di Afrika. Selain itu juga, percepatan laju pertambahan dan semakin berkurangnya hasil pertanian menyebabkan timbulnya bahaya kelaparan di negara-negara Afrika berpendapatan rendah
• Garis ekuator membagi wilayah benua Afrika menjadi dua bagian. Kondisi atmosfer mempengaruhi permukaan afrika cenderung sama diantara kedua sisi, baik di sebelah utara ekuator maupun selatan ekuator.
• Vegetasi di afrika terdapat stepa, gurun, pantai beriklim subtropics pada musim kering dan vegetasinya dikenal sebagai kenampakan Mediterania
• Tanah di daerah Afrika Tropis mempunyai kesuburan dan kelembaban yang cukup baik, tetapi situasi yang tidak menguntungkan.
Pola-pola etnik, bentang budaya, sejarah pusat kebudayaan dan hasil kerangka kolonial, maka Benua Afrika dapat dikelompokkan ke dalan empat region geografik, sebagai berikut:
Afrika Barat, meliputi negara-negara panta bagian Barat dan pinggiran Sahara mulai dari Senegal dan Mauritania di bagian Barat sampai di Nigeria dan Niger (dan sebagian Chad) di sebelah Timur.
• Afrika Ekuator, berpusat pada negara raksasa Zaire dan termasuk Congo, Gabon, Cameroon, dan republic Afrika Tengah, sebagian Chad dan Sudan bagian Selatan.
• Afrika Timur terletak membentang di ekuator, tetapi lingkungan alamnya moderat karena ketinggiannya, Kenya dan Tanzania merupakan negara pantai. Uganda, Rwanda dan Burundi merupakan “Land Locked” tanah Tinggi Etiophia.

• Afrika Selatan membentang dari perbatasan bagian selatan Zaire dan Tanzania sampai Padang Tanjung Harapan benua paling Selatan, meliputi sepuluh negara di dalamnya termasuk Angola dan Zimbawe, bagian terbesar dari region ini adalah Negara Afrika Selatan.
• Afrika Selatan terdiri dari: Republik Afrika Selatan, Botswana, Malawi, Namibia, Swaziland, Zimbabwe, Lesotho, Mozambik, Zambia, Angola.
• Afrika Barat terdiri dari: Benin; Burkino Faso; Pantai Gading; Gabon; Gambia; Ghana; Guinea; Guinea Bissau; Liberia; Mali; Mauritania; Niger; Nigeria; Senegal; Sierra Leone; Togo; Kamerun; Chad; Guinea Khatulistiwa
• Afrika Tengah terdiri dari: Republik Afrika tengah; Republik Demokratik Kongo Republik Kongo; Rwanda; Burundi
• Afrika Timur terdiri dari: Djibouti; Eritrea; Ethiophia; Kenya; Somalia; Sudan; Tanzania; Uganda


gravatar

Permasalahan-permasalahan yang Ada di Realm Afrika Sub Sahara

a. Afrika Sub-Sahara adalah wilayah termiskin di dunia, yang di akibatkan oleh warisan penjajahan colonial, neokolonialisme, konflik antar-etnis, dan perselihan politik. Wilayah ini terdiri dari banyak Negara-negara paling terbelakang di dunia.

b. Dua per tiga (26 jta dari 40 juta) penduduk di dunia dengan HIV/AIDS hidup di Sub-Sahar Afrika. Botswana adalah negara dengan tingakat rata-rata infeksi AIDS tertinggi di dunia yaitu 22%. Namibia, Zimbabwe, Afrka Selatan, Lesotto dan Swaziland memiliki tingkat infeksi rata-rata 10%. Persentase orang berusia 15-49 tahun positif HIV di seluruh dunia adalah 1,1%., di Sub-Sahara Afrika 8%. Jumlah anak-anak di bawah 18 tahun yang menjadi yatim iatu karena AIDS diseluruh dunia (mulai 2003) 15 juta, di Sub-Sahar Afrika 12,3 juta.

c. Wilayahnya banyak yang berupa daratan sehingga banyak negara-negara Afrika yang sering mengalami kekeringan.

d. Memiliki populasi penduduk padat, yaitu, sepertujuh penduduk di dunia hidup di Afrika. Sehingga, tingakt kriminalitasnya tertinggi didunia berada di Afrika

e. Sebagian besar benua Afrika terletak di garis bujur dimana sistem sirkulasi udara secara global membentuk kondisi-kondisi daerah kering. Sahara di bagian utara dan Kalhari di bagian selatan merupakan zone gurun yang terbentang luas di bumi ni sehingga masalah utama yang terjadi yaitu kekurangan suplai air sehingga mengalami kekeringan.

f. Percepatan laju pertambahan penduduk dan semakin berkuranganya hasil pertanian menyebabkan timbulnya bahaya kelaparan di negara-negara Afrika berpendapat rendah.

g. Di luar basin Equator itu rata-rata curah hujan menjadi berkurang. Musim kering menjadi lebih panjang, sehingga kondisi daerah gurun semakin kering.

h. Iklim tropis dan tanah yang sedimikan luas, tetapi terbatas dalam menghasilkan makanan, yakni hanya memproduksi secara lokal sehingga menyebabkan kondisi badan melemah di karenakan kurangnya nutrisi. Banyak orang Afrika menghabiskan kehidupan dalam ”miskin kesehatan” sehingga menimbulkan gangguan seperti kwasihiorokor dan marasmur. Mereka memang mampu bertahan hidup tetapi daya tahan terhadap penyakit semakin bertambah umur semakin berkurang.

gravatar

Kondisi Geografis Realm Afrika Sub Sahara

1). Fisiografi Afrika
Keunikan geografi fisik benua yaitu lokasi Afrika yang tidak seperti pada umumnya. Daratan pada benua Afrika letaknya dibelah menjadi dua oleh garis khatulistiwa baik ke arah Utara maupun ke arah Selatan yang jaraknya hampir sama. Sehingga mempunyai pengaruh besar terhadap keanekaragaman vegetasi, tanah, potensi agrikultur dan penyebaran penduduk. Kontinen ini seluruhnya terletak di daerah tropis dan subtropis.
Afrika memiliki lokasi yang tidak semestinya. Jumlah massa tanah yakni quadrat dan tempatnya mengankang di daerah equator. Terbentang hampir sejauh utara hingga selatan. Lokasi ini mempengaruhi terhadap sayuran afrika, tanah, potensi pertanian, persebaran populasi. Dan benua ini terbentang di daerah dengan iklim tropik dan subtropik.
Afrika juga memiliki massa tanah dalam jumlah besar, jumlahnya hampir seperlima jumlah permukaan tanah di seluruh bumi. Jarak yang seperti ini akan membawa pengaruh yang besar terhadap lingkungan sekitar. Selain itu juga, sebagian besar benua Afrika terletak di garis bujur dimana sistem sirkulasi udara secara global membentuk kondisi-kondisi daerah kering. Sahara di bagian utara dan Kalahari di bagian selatan merupakan zone gurun yang terbentang luas di bumi ini sehingga masalah utama yang terjadi yaitu kukarangan suplai air sehingga mengalami kekeringan.
Di sebelah utara pesisir Tunisia terbentang 4800 mil(7700km) dari sebelah selatan pesisir afrika selatan. Pesisir Senegal, menonjol daerah yang ekstrim di bagian bagian barat afrika, terbentang 4500mil (7200 km) dari ujung horn di Somalia timur. Bagian-bagian terbesar massa tanah terbentang di garis lintang yang mana proses sirkulasi athmosfer global menghasilkan kondisi kering. Sahara di bagian utara dan kalihari di selatan dari bagian korset-global gurun pasir, persediaan air merupakan salah satu masalah terbesar afrika; kerusakan yang diakibatkan oleh kekeringan juga sering terjadi.
2). Pegunungan
Sebutan untuk benua Afrika “Afrika merupakan benua unik”. Ini dikarenakan di benua ini tidak dijumpai eksagerasi untuk menggambarkan keadaan fisiografinya. Di afrika tidak dijumpai satupun pegunungan sebagai tulang punggungnya. Ini dikarenakan seperlima wilayahnya merupakan daratan di permukaan bumi. Walaupun di benua Afrika terdapat pegunungan tinggi seperti di Ethiopia dan Afrika Selatan, pegunungan-pegunungan ini sudah mengalami erosi dan berubah menjadi plato. Sedangkan di Afrika Timur dijumpai pegunungan tinggi berupa rangkaian gunung-gunung berapi dan selalu tertutup oleh salju.
3). Danau dan Lembah Patahan
Afrika mempunyai serangkaian danau-danau besar terpusat pada arah Tengah-Timur bagian benua. Dengan mengecualikan Danau Victoria,danau-danau lain ditandai dengan ciri-ciri bentuknya memanjang, seperti mulai dari Danau Malawi yang letaknya di Selatan sampai Danau Turkana di Utara. Danau-danau ini memanjang dikarenakan menempati di bidang potongan-potongan bagian palung yang dalam pada plato-plato Afrika timur.
Seperti Danau Turkana, yang terletak di sebelah timur laut merupakan suatu palung yang memoyong tanah tinggi Ethiopia menjadi dua bagian dan seluruh bagian Laut Merah merupakan bidang perluasannya ke arah Utara. Sedangkan Danau Victoria di kedua sisinya terdapat danau-danau kecil terletak di palung-palung yang memanjang yang menyusuri mulai di bagian barat masuk ke danau Tanganyika dan sampai ke Timur palung ini memotong Kenya, Tanzania, dan Malawi. Dalam istilah geologi, palung yang memanjang ini disebut “Rift Valley” yaitu lembah yang terbentuk ketika sebidang daratan yang letaknya paralel ini mengalami patahan di bagian tengahnya dan patahan tersebut merosot ke bawah membentuk patahan yang memanjang seperti palung, sedangakn di kanan-kirinya diapit secara sejajar oleh bidang-bidang yang lebih tinggi. Bila digabungkan bersama-sama lembah-lembah ini memanjang sepanjang lebih dari 9600 mil (9600 km) yang terbentang mulai dari ujung utara Laut Merah samapai ke danau Turkana di Selatan, lebarnya antara 20-60 mil (30-90 km), dindingnya terjal dan menajak.
4). Sungai-Sungai di Afrika
Berdasarkan peta fisiografis Afrika mempunyai sistem sungai di Afrika yang berbeda dengan benua lainnya. Sungai-sungai besar di Afrika yaitu:
1. Sungai Nil
Terbentuk dari serangkaian sejumlah saluran-saluran sungai di Sudd, wilayah selatan Sudan dimana sungai ini mengalir di bagian tengahnya, awalnya mengalir ke arah selatan sebelum mengalir ke utara ke arah Delta Mediterania di Mesir.
2. Sungai Zaire (Sungai Kongo)
Sungai ini merupakan awal sungai Lualaba yang terletak di perbatasan Zaire-Zambia mengalir ke arah Timur Laut kemudian ke barat selanjutnya ke barat daya dan akhirnya memotong di Lembah Pegunungan Crystal dan mencapai samudra.
Terdapat dua sungai yang arah bagian atas permulaannya yang nampaknya sama kali tidak ada hubungannya sampai di pantai benua Afrika tetapi sebenarnya ada. Didalam kasus ini terjadi pada Sungai Zambesi, hulu sungai ini terletak di Angola dan bagian barat Laut Zambia. Kedua sungai ini awalnya mengalir ke selatan ke arah delta pedalaman yang dikenal dengan nama “The Okorango Swamp” kemudian arahnya ke timur dan tenggara, dan akhirnya mencapai delta bagian selatan Danau Malawi.
5). Plateu-plateu dan Escarpment
Semua kontinen mempunyai wilayah dataran rendah, misalnya di Teluk Atlantik terdapat dataran pantai Amerika Utara atau dataran rendah antar sungai dijumpai di Eurasia dan Australia. Tetapi sebagaimana ditunjukkan dalam peta, dataran pantai hanya sempit dan perluasannya hanya terbatas di Afrika. Oleh sebab itu dikatakan Afrika disebut “Kontinen Plateu”. Daerah-daerah afrika yang memiliki dataran rendah terdapat di pantai Mozambique, Somalia, sepanjang pantai bagian utara, dan pantai bagian barat. Ketinggian wilayah hamper diseluruh kontinen mencapai di atas 1000 kaki (300meter) dan separuhnya mencapai ketinggian diatas 2500 kaki (800meter). Walaupun basin Zaire (Congo) merupakan dataran rendah di daerah tropika yang sangat luas, tetapi ketinggiannya masih diatas 1000 kaki diatas permukaan air laut dan keadaannya sama sekali berbeda dengan dataran rendah basin Amazon yang membentang berhadapan dengan laut Atlantik.
Walaupun afrika hampir semua merupakan plato, tetapi tidak berarti permukaannya semua rata dan tidak terpecah-pecah. Di Afrika ini juga permukaannya tidak rata karena (1) aliran-aliran sungai mengerosi permukaannya selama ribuan tahun dan menghasilkan potongan-potongan dinding yang terjal, contohnya air terjun Victoria di Zambesi yang lebarnya 1 mil (1600m) dan ketinggiannya 300 kaki (90m); (2) permukaan benua Afrika ini ditumbuhi oleh vulkan dan tipe pegunungan lain, walaupun beberapa diantaranya telah tererosi tetapi tetap berdoro tegak diatas landscape di berbagai wilayah.
Di beberapa tempat terdapat plateu-plateu telah mengalami pelengkungan karena pengaruh beratnya sedimen, contonya basin Zaire, sungai kongo yang mengangkut pasir dan bahan sedimen lainnya kea rah hilir yang berlangsung puluhan juta tahun mengendapkannya ke dalam danau raksasa sehingga menyerupai laut pedalaman, tetapi danau ini sudah kering saat ini. Meskipun demikian ketebalan sedimen yang diendapkan ke dalam bekas danau tersebut menekan permukaan benua Asia sehingga membentuk basin raksasa fan sebagai bukti bahwa danau raksasa tersebut pernah ada. Kejadian ini juga terjadi di Basin Kalahari. Jauh kearah Utara terdapat tiga basin yang juga terbentuk semacam ini yakni di Sudan, Chad, dan Mali (Basin Djouf).
Bagian tepi benua plateu Afrika dikelilingi oleh escarpment. Di afrika bagian selatan terdapat kenampakan yang khusus sebagai batas atau tepi plateu yang disebut “Great Escarpment” yang panjangnya mencapai ribuan mil. Di daerah ini permukaan tanah menurun sangat terjal sampai 5000 kaki (1500m) terbentang mulai dari daerah perbukitan sampai ke jalur pantai. Escarpment-escarpment semacam ini juga ditemukan di daerah lainnya tetapi bila dibandingkan dengan yang ada di Afrika ini jauh lebih kecil, karena escarpment di afrika ukurannya sedemikian besar sekali pada fenomena topografi benua ini.
6). Continental Drift dan Afrika
Fisiografis benua Afrika ditandai dengan kenampakan yang luar biasa dan aneh yakni merupakan salah satu potongan dari benua yang maha besar (supercontinental) sebagaimana yang dikemukakan oleh Wegener, seorang geographer yang mengembangkan teori continental drift pada abad 20, yaitu semua massa benua/daratan di bumi ini awalnya adalah dalam keadaan menyatu menjadi satu kontinen yang maha besar disebut “Pangea”
Situasi afrika yang berada di jantung superkontinen. Great escarpment adalah sesuatu “relic” dari patahan raksasa terbentuk karena massa daratan tetangganya yang memisahkan diri. Lembah retakan panjang merupakan salah satu bukti adanya gaya tarikan permukaan bumi yang berpengaruh terhadap plate afrika. Laut Merah merupakan stadia berikut dari perkembangan “rift-rift” semacam itu, dan pada suatu sat diperkirakan benua Afrika bagian Timur akan memisahkan diri dari benua Afrika.
Benua afrika tidak mempunyai rantai pegunungan besar seperti di benua lain. Ini kemungkinan terletak pada arah dan jarak dari gerakan plate tektonik. Plate amerika selatan bergerak menjauhi bergeser kea rah Barat, akibatnya terjadi tumbukan plate itu dengan plate dasar samudra pasifik, maka terbentuklah rangkaian pegunungan Andes yang bergelombang sesuai dengan arah tumbukan plate tersebut. Plate india bergeser kearah timur laut, menumbuk plate benua Asia dan akhirnya masuk ke jantungnya, maka terbentuklah pegunungan Himalaya. Plate Afrika pergeserannya sangat lambat dan lebih dipengaruhi oleh gaya tarikan, akibatnya terbentuklah retakan-retakan yang memanjang dan juga disertai adanya tekanan akibat tumbukan-tumbukan antar plate, maka terbentuklan pegunungan-pegunungan tidak tinggi.
7). Lingkungan alam
Cenderung didominasi oleh temperature tinggi, meskipun Afrika merupakan plateu dengan ketinggian sedang yang tersebar di bagian Tengah maupun bagian ujung Tanduk benua itu. Kekeringan sebagai faktor dominan di Afrika. Selain itu juga, percepatan laju pertambahan dan semakin berkurangnya hasil pertanian menyebabkan timbulnya bahaya kelaparan di negara-negara Afrika berpendapatan rendah.
8). Iklim
Garis ekuator membagi wilayah benua Afrika menjadi dua bagian. Kondisi atmosfer mempengaruhi permukaan afrika cenderung sama diantara kedua sisi, baik di sebelah utara ekuator maupun selatan ekuator. Iklim panas dan hujan di basin Zaire secara berangsur-angsur mengalami perubahan, baik kearah utara maupun ke arah selatan menjadi sangat dingin dan kering pada musim dingin. Di luar basin Ekuator itu rata-rata jumlah curah hujan menjadi berkurang. Musim kering menjadi lebih panjang, sehingga kondisi daerah gurun semakin kering.
9). Vegetasi
Basin Zaire dan bagian barat benua Afrika berfungsi sebagai penopang kehidupah Hutan Hujan Tropis yang sedemikian luas. Selain itu juga terdapat stepa, gurun, pantai beriklim subtropics pada musim kering dan vegetasinya dikenal sebagai kenampakan Mediterania.
10). Tanah
Tanah di daerah Afrika Tropis mempunyai kesuburan dan kelembaban yang cukup baik, tetapi situasi yang tidak menguntungkan. Pembentukan tanah dibawah kondisi hutan hujan tropis mempunyai sifat mudah hancur/larut dan menumpang vegetasi hutan, dan apabila hutan itu ditebang maka tanah ini akan kehilangan fungsinya sebagai penumpang kehidupan vegetasi tersebut, bila dibandingkan dengan savanna, keadaan tanahnya dapat dikelola untuk perkebunan.
Secara nyata wilayah Afrika Subsahara yang sedemikian luasnya tidak sebanding dengan lembah-lembah sungai besar yang ada di afrika, justru wilayah ini mendukung kehidupan ratusan jiwa penduduk melalui produktivitas gandum dan jagung, serta padi di wilayah ini. Pada umumnya bahan makanan pokok penduduk Afrika adalah jagung dan millet. Produktivitas bahan makanan pokok di daerah ini sangat sedikit dibandingkan dengan negara-negara di Asia.

gravatar

Region Geografi Realm Afrika Sub Sahara

Benua Afrika dikelompokkan di bagi menjadi 4 region geografi, sebagai berikut:

a. Afrika Barat

Afrika Barat adalah sebuah wilayah di bagian barat Afrika. Afrika Barat berbatasan dengan Samudra Atlantik di sebelah barat dan selatan, Gurun Sahara di utara, dan Gunung Kamerun hingga Danau Chad di timur. Negara-negara yang termasuk dalam Afrika Barat adalah:

Benin, Burkina Faso, Guinea Khatulistiwa, Gabon, Pantai Gading, Gambia, Ghana, Guinea, Guinea Bissau, Liberia, Mali, Mauritania, Niger, Nigeria, Senegal, Sierra Leone, dan Togo.

Gambar 1. Peta Afrika Barat

b. Afrika Tengah

Afrika Tengah adalah wilayah benua Afrika yang meliputi Burundi, Republik Afrika Tengah, Chad, Republik Demokratik Kongo, dan Rwanda. PBB menggunakan istilah Middle Africa yang menggambarkan wilayah Afrika yang berada di selatan gurun Sahara, timur Afrika Barat dan di barat Great Valley Rift. Negara-negara yang termasuk dalam Afrika Tengah adalah:

Burundi, Rwanda, Republik Afrika Tengah, Republik Demokratik Kongo, Republik Kongo.

Gambar 2. Peta Afrika Tengah

c. Afrika Timur

Afrika Timur adalah sebuah kawasan yang mencakup wilayah:

· Djibouti

· Eritrea

· Ethiopia

· Kenya

· Somalia

· Tanzania

· Uganda

· Sudan

Wilayah Somalia, Djibouti, Ethiopia dan Eritrea secara keseluruhan dijuluki Tanduk Afrika, sesuai bentuknya. Komunitas Afrika Timur (East African Community/EAC) adalah sebuah organisasi antar-pemerintah sekaligus blok dagang, yang meliputi Kenya, Uganda dan Tanzania.

Gambar 3. Peta Afrika Timur

Gambar 4. Peta administrasi Afrika Timur

d. Afrika Bagian Selatan

Afrika bagian selatan adalah region yang terletak di paling selatan benua Afrika. Menurut PBB, lima negara yang termasuk Afrika bagian Selatan adalah:

· Botswana

· Lesotho

· Namibia

· Afrika Selatan

· Swaziland

Gambar 5. Peta Bagian Afrika Selatan

gravatar

Sejarah Realm Afrika Sub Sahara

Afrika sub-Sahara adalah istilah yang dipergunakan untuk menggambarkan negara-negara di benua Afrika yang tidak dianggap termasuk bagian Afrika Utara. Pada abad ke-19, di Eropa dan Dunia Barat wilayah ini kadang-kadang disebut sebagai Black Africa atau Afrika Hitam. Afrika secara keseluruhan umumnya dahulu dikenal sebagai "benua Hitam", sebuah istilah yang sebetulnya biasanya dimaksudkan untuk menyebut wilayah Sub-Sahara. Pemakaian istilah ini sebagian disebabkan oleh warna kulit penduduk pribumi di sana, dan sebagian lagi terutama disebabkan oleh karena benua itu belum sepenuhnya dipetakan atau dijelajahi oleh orang-orang Barat. Istilah-istilah ini pada masa sekarang sudah menjadi istilah yang usang atau kuno, dan malah sering dianggap sebagai istilah yang melecehkan. Lebih lanjut, istilah ini seringkali menyesatkan, karena banyak orang Afrika yang berkulit hitam juga merupakan pribumi di Afrika Utara.

Sejak akhir Zaman es, wilayah Afrika utara dan sub-Sahara telah dipisahkan oleh iklim yang luar biasa keras di daerah Sahara yang jarang penduduknya, membentuk sebuah rintangan alami yang dilalui hanya oleh Sungai Nil. Istilah masa kini untuk "sub-Sahara" digunakan untuk memperlihatkan gambaran umum bahwa Utara sebagai bagian atas dan Selatan sebagai bagian bawah. Afrika Tropis adalah sebuah alternatif nama modern, yang digunakan untuk ekologi tropis dari wilayah tersebut. Namun demikian, jika dipergunakan secara seksama, istilah ini akan mencakup juga Afrika Selatan, yang sebagian besar wilayahnya ada di luar wilayah Tropis garis katulistiwa bumi.

Pada umumnya, Afrika Sub-Sahara adalah wilayah termiskin di dunia, yang diakibatkan oleh warisan penjajahan kolonial, neokolonialisme, konflik antar-etnis, dan perselisihan politik. Wilayah ini terdiri dari banyak negara-negara paling terbelakang di dunia. Afrika Sub-Sahara, khususnya Afrika Timur, dinyatakan oleh ahli ilmu genetika sebagai tempat kelahiran ras manusia. Mitokondria Eve, jenis wanita nenek moyang seluruh umat manusia, kemungkinan masih ada pada masa kini di Ethiopia atau Tanzania. Afrika Sub-Sahara merupakan situs dari banyak kekaisaran dan kerajaan, termasuk Nubia, Axum, Wagadugu (Ghana), Mali, Nok, Songhai, Kanem-Bornu, Benin, dan Zimbabwe Raya.

Dalam beberapa waktu lebih kurang dari 2000 tahun yang lalu Benua Afrika merupakan realm geografik tunggal. Tetapi saat ini Afrika terbagi berdasarkan islamisasi dan Arabisasi dibagian utaranya, maupun colonial bangsa Eropa dan keabadiannya bertahan di Sahara sampai masa berikutnya. Afrika adalah benua yang terbentuk dari 2 realm, yakni di Utara bagian terbesar dari realm islamik yang berhubungan erat sampai Asia Tenggara. Dan realm lainnya adalah Afrika Sub-Sahara, suatu realm geografik yang didefinisikan berdasarkan bahasa, gaya hidup, dan bentang budayanya.

gravatar

Teori-Teori Struktur Tata Ruang Kota

Teori-teori yang melandasi struktur ruang kota yang paling dikenal yaitu:

1. Teori Konsentris (Burgess,1925) yang menyatakan bahwa Daerah Pusat Kota (DPK) atau Central Bussiness District (CBD) adalah pusat kota yang letaknya tepat di tengah kota dan berbentuk bundar yang merupakan pusat kehidupan sosial, ekonomi, budaya dan politik, serta merupakan zona dengan derajat aksesibilitas tinggi dalam suatu kota.

DPK atau CBD tersebut terbagi atas dua bagian, yaitu: pertama, bagian paling inti atau RBD (Retail Business District) dengan kegiatan dominan pertokoan, perkantoran dan jasa; kedua, bagian di luarnya atau WBD (Wholesale Business District) yang ditempati oleh bangunan dengan peruntukan kegiatan ekonomi skala besar, seperti pasar, pergudangan (warehouse), dan gedung penyimpanan barang supaya tahan lama (storage buildings).

2. Teori Sektoral (Hoyt,1939) menyatakan bahwa DPK atau CBD memiliki pengertian yang sama dengan yang diungkapkan oleh Teori Konsentris.

3. Teori Pusat Berganda (Harris dan Ullman,1945) menyatakan bahwa DPK atau CBD adalah pusat kota yang letaknya relatif di tengah-tengah sel-sel lainnya dan berfungsi sebagai salah satu “growing points”. Zona ini menampung sebagian besar kegiatan kota, berupa pusat fasilitas transportasi dan di dalamnya terdapat distrik spesialisasi pelayanan, seperti “retailing” distrik khusus perbankan, teater dan lain-lain (Yunus, 2000:49). Namun, ada perbedaan dengan dua teori yang disebutkan di atas, yaitu bahwa pada Teori Pusat Berganda terdapat banyak DPK atau CBD dan letaknya tidak persis di tengah kota dan tidak selalu berbentuk bundar.

Teori lainnya yang mendasari struktur ruang kota adalah Teori Ketinggian Bangunan; Teori Konsektoral; dan Teori Historis. Dikaitkan dengan perkembangan DPK atau CBD, maka berikut ini adalah penjelasan masing-masing teori mengenai pandangannya terhadap DPK atau CBD :

Teori Ketinggian Bangunan (Bergel, 1955). Teori ini menyatakan bahwa perkembangan struktur kota dapat dilihat dari variabel ketinggian bangunan. DPK atau CBD secara garis besar merupakan daerah dengan harga lahan yang tinggi, aksesibilitas sangat tinggi dan ada kecenderungan membangun struktur perkotaan secara vertikal. Dalam hal ini, maka di DPK atau CBD paling sesuai dengan kegiatan perdagangan (retail activities), karena semakin tinggi aksesibilitas suatu ruang maka ruang tersebut akan ditempati oleh fungsi yang paling kuat ekonominya.

Teori Konsektoral (Griffin dan Ford, 1980). Teori Konsektoral dilandasi oleh strutur ruang kota di Amerika Latin. Dalam teori ini disebutkan bahwa DPK atau CBD merupakan tempat utama dari perdagangan, hiburan dan lapangan pekerjaan. Di daerah ini terjadi proses perubahan yang cepat sehingga mengancam nilai historis dari daerah tersebut. Pada daerah – daerah yang berbatasan dengan DPK atau CBD di kota-kota Amerika Latin masih banyak tempat yang digunakan untuk kegiatan ekonomi, antara lain pasar lokal, daerah-daerah pertokoan untuk golongan ekonomi lemah dan sebagian lain dipergunakan untuk tempat tinggal sementara para imigran.

Teori Historis (Alonso, 1964). DPK atau CBD dalam teori ini merupakan pusat segala fasilitas kota dan merupakan daerah dengan daya tarik tersendiri dan aksesibilitas yang tinggi.

Jadi, dari teori-teori tersebut di atas dapat diambil kesimpulan bahwa DPK atau CBD merupakan pusat segala aktivitas kota dan lokasi yang strategis untuk kegiatan perdagangan skala kota.

Daftar Isi Basyabook

Follow Me on Twitter

My Skype

My status

Ocehan @basya999

Ngobrol Yuk...

My Google Talk

Artikel Basya World