gravatar

Kondisi Geografis Realm Afrika Sub Sahara

1). Fisiografi Afrika
Keunikan geografi fisik benua yaitu lokasi Afrika yang tidak seperti pada umumnya. Daratan pada benua Afrika letaknya dibelah menjadi dua oleh garis khatulistiwa baik ke arah Utara maupun ke arah Selatan yang jaraknya hampir sama. Sehingga mempunyai pengaruh besar terhadap keanekaragaman vegetasi, tanah, potensi agrikultur dan penyebaran penduduk. Kontinen ini seluruhnya terletak di daerah tropis dan subtropis.
Afrika memiliki lokasi yang tidak semestinya. Jumlah massa tanah yakni quadrat dan tempatnya mengankang di daerah equator. Terbentang hampir sejauh utara hingga selatan. Lokasi ini mempengaruhi terhadap sayuran afrika, tanah, potensi pertanian, persebaran populasi. Dan benua ini terbentang di daerah dengan iklim tropik dan subtropik.
Afrika juga memiliki massa tanah dalam jumlah besar, jumlahnya hampir seperlima jumlah permukaan tanah di seluruh bumi. Jarak yang seperti ini akan membawa pengaruh yang besar terhadap lingkungan sekitar. Selain itu juga, sebagian besar benua Afrika terletak di garis bujur dimana sistem sirkulasi udara secara global membentuk kondisi-kondisi daerah kering. Sahara di bagian utara dan Kalahari di bagian selatan merupakan zone gurun yang terbentang luas di bumi ini sehingga masalah utama yang terjadi yaitu kukarangan suplai air sehingga mengalami kekeringan.
Di sebelah utara pesisir Tunisia terbentang 4800 mil(7700km) dari sebelah selatan pesisir afrika selatan. Pesisir Senegal, menonjol daerah yang ekstrim di bagian bagian barat afrika, terbentang 4500mil (7200 km) dari ujung horn di Somalia timur. Bagian-bagian terbesar massa tanah terbentang di garis lintang yang mana proses sirkulasi athmosfer global menghasilkan kondisi kering. Sahara di bagian utara dan kalihari di selatan dari bagian korset-global gurun pasir, persediaan air merupakan salah satu masalah terbesar afrika; kerusakan yang diakibatkan oleh kekeringan juga sering terjadi.
2). Pegunungan
Sebutan untuk benua Afrika “Afrika merupakan benua unik”. Ini dikarenakan di benua ini tidak dijumpai eksagerasi untuk menggambarkan keadaan fisiografinya. Di afrika tidak dijumpai satupun pegunungan sebagai tulang punggungnya. Ini dikarenakan seperlima wilayahnya merupakan daratan di permukaan bumi. Walaupun di benua Afrika terdapat pegunungan tinggi seperti di Ethiopia dan Afrika Selatan, pegunungan-pegunungan ini sudah mengalami erosi dan berubah menjadi plato. Sedangkan di Afrika Timur dijumpai pegunungan tinggi berupa rangkaian gunung-gunung berapi dan selalu tertutup oleh salju.
3). Danau dan Lembah Patahan
Afrika mempunyai serangkaian danau-danau besar terpusat pada arah Tengah-Timur bagian benua. Dengan mengecualikan Danau Victoria,danau-danau lain ditandai dengan ciri-ciri bentuknya memanjang, seperti mulai dari Danau Malawi yang letaknya di Selatan sampai Danau Turkana di Utara. Danau-danau ini memanjang dikarenakan menempati di bidang potongan-potongan bagian palung yang dalam pada plato-plato Afrika timur.
Seperti Danau Turkana, yang terletak di sebelah timur laut merupakan suatu palung yang memoyong tanah tinggi Ethiopia menjadi dua bagian dan seluruh bagian Laut Merah merupakan bidang perluasannya ke arah Utara. Sedangkan Danau Victoria di kedua sisinya terdapat danau-danau kecil terletak di palung-palung yang memanjang yang menyusuri mulai di bagian barat masuk ke danau Tanganyika dan sampai ke Timur palung ini memotong Kenya, Tanzania, dan Malawi. Dalam istilah geologi, palung yang memanjang ini disebut “Rift Valley” yaitu lembah yang terbentuk ketika sebidang daratan yang letaknya paralel ini mengalami patahan di bagian tengahnya dan patahan tersebut merosot ke bawah membentuk patahan yang memanjang seperti palung, sedangakn di kanan-kirinya diapit secara sejajar oleh bidang-bidang yang lebih tinggi. Bila digabungkan bersama-sama lembah-lembah ini memanjang sepanjang lebih dari 9600 mil (9600 km) yang terbentang mulai dari ujung utara Laut Merah samapai ke danau Turkana di Selatan, lebarnya antara 20-60 mil (30-90 km), dindingnya terjal dan menajak.
4). Sungai-Sungai di Afrika
Berdasarkan peta fisiografis Afrika mempunyai sistem sungai di Afrika yang berbeda dengan benua lainnya. Sungai-sungai besar di Afrika yaitu:
1. Sungai Nil
Terbentuk dari serangkaian sejumlah saluran-saluran sungai di Sudd, wilayah selatan Sudan dimana sungai ini mengalir di bagian tengahnya, awalnya mengalir ke arah selatan sebelum mengalir ke utara ke arah Delta Mediterania di Mesir.
2. Sungai Zaire (Sungai Kongo)
Sungai ini merupakan awal sungai Lualaba yang terletak di perbatasan Zaire-Zambia mengalir ke arah Timur Laut kemudian ke barat selanjutnya ke barat daya dan akhirnya memotong di Lembah Pegunungan Crystal dan mencapai samudra.
Terdapat dua sungai yang arah bagian atas permulaannya yang nampaknya sama kali tidak ada hubungannya sampai di pantai benua Afrika tetapi sebenarnya ada. Didalam kasus ini terjadi pada Sungai Zambesi, hulu sungai ini terletak di Angola dan bagian barat Laut Zambia. Kedua sungai ini awalnya mengalir ke selatan ke arah delta pedalaman yang dikenal dengan nama “The Okorango Swamp” kemudian arahnya ke timur dan tenggara, dan akhirnya mencapai delta bagian selatan Danau Malawi.
5). Plateu-plateu dan Escarpment
Semua kontinen mempunyai wilayah dataran rendah, misalnya di Teluk Atlantik terdapat dataran pantai Amerika Utara atau dataran rendah antar sungai dijumpai di Eurasia dan Australia. Tetapi sebagaimana ditunjukkan dalam peta, dataran pantai hanya sempit dan perluasannya hanya terbatas di Afrika. Oleh sebab itu dikatakan Afrika disebut “Kontinen Plateu”. Daerah-daerah afrika yang memiliki dataran rendah terdapat di pantai Mozambique, Somalia, sepanjang pantai bagian utara, dan pantai bagian barat. Ketinggian wilayah hamper diseluruh kontinen mencapai di atas 1000 kaki (300meter) dan separuhnya mencapai ketinggian diatas 2500 kaki (800meter). Walaupun basin Zaire (Congo) merupakan dataran rendah di daerah tropika yang sangat luas, tetapi ketinggiannya masih diatas 1000 kaki diatas permukaan air laut dan keadaannya sama sekali berbeda dengan dataran rendah basin Amazon yang membentang berhadapan dengan laut Atlantik.
Walaupun afrika hampir semua merupakan plato, tetapi tidak berarti permukaannya semua rata dan tidak terpecah-pecah. Di Afrika ini juga permukaannya tidak rata karena (1) aliran-aliran sungai mengerosi permukaannya selama ribuan tahun dan menghasilkan potongan-potongan dinding yang terjal, contohnya air terjun Victoria di Zambesi yang lebarnya 1 mil (1600m) dan ketinggiannya 300 kaki (90m); (2) permukaan benua Afrika ini ditumbuhi oleh vulkan dan tipe pegunungan lain, walaupun beberapa diantaranya telah tererosi tetapi tetap berdoro tegak diatas landscape di berbagai wilayah.
Di beberapa tempat terdapat plateu-plateu telah mengalami pelengkungan karena pengaruh beratnya sedimen, contonya basin Zaire, sungai kongo yang mengangkut pasir dan bahan sedimen lainnya kea rah hilir yang berlangsung puluhan juta tahun mengendapkannya ke dalam danau raksasa sehingga menyerupai laut pedalaman, tetapi danau ini sudah kering saat ini. Meskipun demikian ketebalan sedimen yang diendapkan ke dalam bekas danau tersebut menekan permukaan benua Asia sehingga membentuk basin raksasa fan sebagai bukti bahwa danau raksasa tersebut pernah ada. Kejadian ini juga terjadi di Basin Kalahari. Jauh kearah Utara terdapat tiga basin yang juga terbentuk semacam ini yakni di Sudan, Chad, dan Mali (Basin Djouf).
Bagian tepi benua plateu Afrika dikelilingi oleh escarpment. Di afrika bagian selatan terdapat kenampakan yang khusus sebagai batas atau tepi plateu yang disebut “Great Escarpment” yang panjangnya mencapai ribuan mil. Di daerah ini permukaan tanah menurun sangat terjal sampai 5000 kaki (1500m) terbentang mulai dari daerah perbukitan sampai ke jalur pantai. Escarpment-escarpment semacam ini juga ditemukan di daerah lainnya tetapi bila dibandingkan dengan yang ada di Afrika ini jauh lebih kecil, karena escarpment di afrika ukurannya sedemikian besar sekali pada fenomena topografi benua ini.
6). Continental Drift dan Afrika
Fisiografis benua Afrika ditandai dengan kenampakan yang luar biasa dan aneh yakni merupakan salah satu potongan dari benua yang maha besar (supercontinental) sebagaimana yang dikemukakan oleh Wegener, seorang geographer yang mengembangkan teori continental drift pada abad 20, yaitu semua massa benua/daratan di bumi ini awalnya adalah dalam keadaan menyatu menjadi satu kontinen yang maha besar disebut “Pangea”
Situasi afrika yang berada di jantung superkontinen. Great escarpment adalah sesuatu “relic” dari patahan raksasa terbentuk karena massa daratan tetangganya yang memisahkan diri. Lembah retakan panjang merupakan salah satu bukti adanya gaya tarikan permukaan bumi yang berpengaruh terhadap plate afrika. Laut Merah merupakan stadia berikut dari perkembangan “rift-rift” semacam itu, dan pada suatu sat diperkirakan benua Afrika bagian Timur akan memisahkan diri dari benua Afrika.
Benua afrika tidak mempunyai rantai pegunungan besar seperti di benua lain. Ini kemungkinan terletak pada arah dan jarak dari gerakan plate tektonik. Plate amerika selatan bergerak menjauhi bergeser kea rah Barat, akibatnya terjadi tumbukan plate itu dengan plate dasar samudra pasifik, maka terbentuklah rangkaian pegunungan Andes yang bergelombang sesuai dengan arah tumbukan plate tersebut. Plate india bergeser kearah timur laut, menumbuk plate benua Asia dan akhirnya masuk ke jantungnya, maka terbentuklah pegunungan Himalaya. Plate Afrika pergeserannya sangat lambat dan lebih dipengaruhi oleh gaya tarikan, akibatnya terbentuklah retakan-retakan yang memanjang dan juga disertai adanya tekanan akibat tumbukan-tumbukan antar plate, maka terbentuklan pegunungan-pegunungan tidak tinggi.
7). Lingkungan alam
Cenderung didominasi oleh temperature tinggi, meskipun Afrika merupakan plateu dengan ketinggian sedang yang tersebar di bagian Tengah maupun bagian ujung Tanduk benua itu. Kekeringan sebagai faktor dominan di Afrika. Selain itu juga, percepatan laju pertambahan dan semakin berkurangnya hasil pertanian menyebabkan timbulnya bahaya kelaparan di negara-negara Afrika berpendapatan rendah.
8). Iklim
Garis ekuator membagi wilayah benua Afrika menjadi dua bagian. Kondisi atmosfer mempengaruhi permukaan afrika cenderung sama diantara kedua sisi, baik di sebelah utara ekuator maupun selatan ekuator. Iklim panas dan hujan di basin Zaire secara berangsur-angsur mengalami perubahan, baik kearah utara maupun ke arah selatan menjadi sangat dingin dan kering pada musim dingin. Di luar basin Ekuator itu rata-rata jumlah curah hujan menjadi berkurang. Musim kering menjadi lebih panjang, sehingga kondisi daerah gurun semakin kering.
9). Vegetasi
Basin Zaire dan bagian barat benua Afrika berfungsi sebagai penopang kehidupah Hutan Hujan Tropis yang sedemikian luas. Selain itu juga terdapat stepa, gurun, pantai beriklim subtropics pada musim kering dan vegetasinya dikenal sebagai kenampakan Mediterania.
10). Tanah
Tanah di daerah Afrika Tropis mempunyai kesuburan dan kelembaban yang cukup baik, tetapi situasi yang tidak menguntungkan. Pembentukan tanah dibawah kondisi hutan hujan tropis mempunyai sifat mudah hancur/larut dan menumpang vegetasi hutan, dan apabila hutan itu ditebang maka tanah ini akan kehilangan fungsinya sebagai penumpang kehidupan vegetasi tersebut, bila dibandingkan dengan savanna, keadaan tanahnya dapat dikelola untuk perkebunan.
Secara nyata wilayah Afrika Subsahara yang sedemikian luasnya tidak sebanding dengan lembah-lembah sungai besar yang ada di afrika, justru wilayah ini mendukung kehidupan ratusan jiwa penduduk melalui produktivitas gandum dan jagung, serta padi di wilayah ini. Pada umumnya bahan makanan pokok penduduk Afrika adalah jagung dan millet. Produktivitas bahan makanan pokok di daerah ini sangat sedikit dibandingkan dengan negara-negara di Asia.

Daftar Isi Basyabook

Follow Me on Twitter

My Skype

My status

Ocehan @basya999

Ngobrol Yuk...

My Google Talk

Artikel Basya World