Archives

gravatar

Ada Apa dengan Kata CEMBURU ?

Nah,, pas iseng2 gue browsing ‘n YMan,, gue di chat ama salah satu temen,, dia tanya “cemburu,, wajar nggak sih?”.. Nah loh,, gue juga ikut mikir nih,, sebenernya cemburu tuh apa sih?

Sampai2 temen gue tadi, buat ginian:

Cemburu........
Apa sih cemburu.....kenapa cemburu......

Aku mencintai seseorang.....ketika dia didekati pria lain...wajarkah bila aku cemburu.....

Tapi sayang......kenapa ketika aku memperlihatkan rasa itu...semua jadi serba salah.....

Tapi biarlah....aku tahu aku banyak salah terhadapmu.....

Untukmu aku akan menahan semua rasa cemburu dan sakit yang kuterima....hanya untukmu sayangku....


Taukah engkau sayang....betapa sakitnya hatiku ketika engkau masih tetap mempedulikan dia.orang lain itu walau hanya sebatas teman.....

Sakit sayang....sakit....

Wah,, kayaknya masalah dia berat tuh,, haha,, terlepas dari masalahnya,, yang gak bisa bayar utang,, (lho,, apa hubungannya ama cemburu?) #sumpah gak ada# mari kita angkat topic “CEMBURU”

Hhhmmmm.. Gue jadi ingin berbagi pendapat dengan kalian semua. Iya sih, kalo kata2 cemburu ini dirunutin ke akarnya, emang luas banget. Tp mari kita fokuskan saja pada hal relationship. (jiaaah,, bahasa gue sok ya)

Well…kalo didefinisikan menurut kamus gue pribadi, cemburu adalah sebuah perasaan ga suka melihat seseorang mengalihkan perhatian (ato bentuk apapun itu) kepada selain diri kita sendiri. Yah, semua orang gue yakin pernah lah ngalamin perasaan kaya gini. Ya kan? :)

Terkadang rasa cemburu itu datang bukan kepada semua orang ( orang2 yang dekat dengan pasangan kita ), tapi pada orang tertentu saja,

Mari kita mulai dengan menjawab, adakah yang salah dengan cemburu? Adakah yg salah kalo ‘in a time’ kamu cemburu ama pasangan kamu? Ato mungkin kalian yang di-cemburu-in? Jawabannya tentu aja bisa iya dan tidak kan?

Gue pribadi menilai kasus cemburu dan tidak cemburu sebagai peristiwa yang lagi2 ga bisa begitu aja dinilai salah dan gak salah. Harus juga dilihat, gimana kejadiannya, dan seperti apa kasus itu bisa terjadi? Setuju ga? Awas kalo gak setuju.. #maksa#

Betewe eniwei baswei, ada salah satu kasus seperti ini (ini bukan detail kasus seorang temen gue, cuman aja tampaknya kasus2 seperti ini banyak banget kejadiannya): beberapa orang teman mengaku kewalahan dengan sikap cemburu pasangan mereka dan dengan emosi mengatakan bahwa mereka merasa tersinggung karena telah dicemburui dan dinilai oleh pasangan mereka seperti seseorang yang tidak bisa dipercaya. Sedangkan si pasangan lainnya mengaku susah sekali untuk membuat pasangannya mengerti kalo perasaan cemburu itu tidak berkaitan dengan rasa percaya atau tidak percaya. Nah, jadi dimanakah letak kesalahan dari cemburu itu? Kalo yang gue liat2 sih, masalah ini sering banget bikin hubungan rusak. Gak lain gak bukan adalah karena tidak adanya kesepakatan dan rasa saling memaklumi diantara mereka.

Pendapat gue nih ya, sebenernya gampang aja untuk menyikapi masalah cemburu ini, kuncinya cuma 2, yaitu : kemakluman dan kesepakatan. Maaf banget buat orang2 yang berpendapat kalo cemburu ini berkaitan erat ama rasa percaya, gue tidak menganut paham itu, hehe. Menurut gue, cemburu ama rasa tidak percaya gak bisa disatukan, juga gak bisa dijadikan 2 kata yang saling berhubungan. Kenapa? Karena rasa cemburu itu memang sama sekali gak berhubungan dengan rasa ke-tidak-percaya-an. Kalo boleh gue sangkut2in sih (kaya’ layangan aja nyangkut2, hehe), cemburu lebih bisa nyambung ke ‘takut kehilangan’. Seseorang yang cemburu sudah bisa dipastikan dia merasa ‘terancam’ oleh kehadiran orang lain. Dan bukan malah karena dia tidak percaya dengan pasangannya.

Seperti yang gue bilang di atas, kemakluman dan kesepakatan bisa menjadi 2 dari beberapa (mungkin) solusi yang ada. Ini alasannya : kalo ada 2 orang (berpasangan) yang berselisih karena kasus cemburu, dapat ditarik beberapa kesimpulan. Si orang pertama merasa takut kehilangan dan merasa ‘terancam’ (aduh, ada bahasa lain gak sih ya? Kaya’nya gimana gitu hehe), dan si orang kedua merasa pasangannya terlalu berlebihan. Dua2nya gak salah sih menurut gue. Tapi, alangkah lebih baik (sekedar saran untuk yang kebetulan lagi bermasalah dengan kasus seperti ini), dibicarakan baik2 dong yaaa, jangan menghindar dari pembahasan. Tell him/her what’s on ur mind. Bilang aja kamu gak suka dengan ‘yg ini’ ato ‘yg itu’ ato mungkin dengan ‘orang ini’ ato ‘orang itu’ dengan tentunya mengemukakan alasan yang logis dan bisa diterima. Iya dong harus beralasan, biar yang di-cemburu-in juga bisa nerima dan bukan malah merasa gak dipercaya. Dari pembahasan itu kan bisa keluar sebuah kesepakatan tuh, ya kan? Nah, kalo uda sepakat, tinggal komitmen kalian lah untuk membuat hal tersebut sebisa mungkin gak terulang dan bisa menjadi pelajaran buat ke depannya. Itu lah makanya gue bilang, kesepakatan bias jadi solusi, selama keduanya punya komitmen tentu :)

And then, tentang kemakluman, gue melihat kata2 ini (dalam sebuah hubungan antar pasangan) sebagai sebuah penghargaan buat suatu hubungan dengan orang2 di sekitar kita. Iya dong, kan hidup bukan hanya dengan 1 orang aja. Kita tetep punya lingkungan sosial yang tentunya juga gak bisa gitu aja ditinggalin, mengingat manusia itu memang makhluk sosial. Cemburu boleh kok, asal beralasan dan bisa dipertanggung jawabkan alasan itu (kok ribet yah mau cemburu ajah? Hoho). Pokonya, maksud gue disini dengan memaklumi adalah, sebisa mungkin, jangan biarkan rasa cemburu itu mengekang suatu hubungan seseorang dengan orang lain di luar kita. Mau gak mau ya, mungkin agak sulit pada awalnya untuk bisa memaklumi, tapi dicoba deh. Toh gak ada salahnya juga untuk bersikap bijaksana ama seseorang yang memang pantas untuk mendapatkan itu kan? (sumpah,, gue bicara bener gini pas nglantur hehe)

Ehmmm… terakhir… pesan penulis adalah (whahaha…bahasa gue nih makin ngaco aja), jangan lupa untuk tetap berprioritas. Point 1 = kesepakatan, point 2 = kemakluman, dan yang terakhir adalah tetep jangan lupa untuk berprioritas. Maksudnya adalah, ketika kita sudah memutuskan untuk ‘jalan’ ama seseorang, seharusnya kita tau kan, perasaan siapa yang seharusnya diprioritaskan? Namanya juga perasaan, adalah hal yang sulit sekali untuk dikendalikan. Sulit atau gak bisa ya? Hehe.

Coba deh diterapkan 3 tips dari gue itu, hehe. Semoga bisa bermanfaat. Ini gue tulis berdasarkan pengalaman pribadi. Sumbernya adalah diri gue sendiri, hehe…

Daftar Isi Basyabook

Follow Me on Twitter

My Skype

My status

Ocehan @basya999

Ngobrol Yuk...

My Google Talk

Artikel Basya World