Jangan Takut Digigit Gajah
Kita terbiasa menyepelekan yang kecil dan mengkhawatirkan yang besar walaupun belum tentu terjadi. Jadi mungkin cara kita mengkhawatirkan sesuatu yang harus kita sikapi dengan baik, karena cara kita mengkhawatirkan sesuatu lebih melukai daripada sesuatu yang kita khawatirkan.
Semua orang mempunyai mimpi, sebagian orang mimpinya masih ada dan segar, tapi ada orang yang mimpinya sudah dimatikannya, karena kekhawatiran-kekhawatiran dalam hidupnya. Kita semua mempunyai kemampuan yang hebat untuk memimpikan sesuatu, untuk mengkhayalkan kebesaran, untuk menyusun rencana, tetapi semua kekuatan tadi tidak lebih hebat daripada kemampuan kita untuk menunda.
Berapa banyak orang sekarang sebenarnya sedang marah kepada dirinya sendiri, karena tidak tegas memulai, tetapi sangat tegas menunda dan sudah lama.
Orang-orang baik yang bersemangat tetapi yang tersiksa oleh kelemahan hidup akan lama-lama mematikan impiannya. Banyak orang yang mimpinya mati muda padahal dia berencana hidup panjang. Padahal impian adalah satu bentuk perencanaan.
Apabila anda memimpikan sesuatu, anda sedang memantaskan diri bagi sesuatu yang besar didepan. Tapi bagaimana seringnya kita membatalkan itu karena perasaan tidak berhak.
Semua kita punya masalah, tapi setiap orang tidak boleh menganggap masalah orang lain kecil. Karena betapapun kecil masalahnya, telah mencegah pribadi orang itu menjadi orang besar. Sehingga masalah-masalah yang kecil itu mengambil bentuknya yang kuat, karena kita mengijinkannya berperan kuat bagi pelemahan kehidupan kita.
Sehingga untuk semua orang yang mengeluh dan bertanya, mengapa dia tidak menjadi pribadi yang berani, tanyakan ini? “Are you happy?” Biasanya jawabannya ‘No’, Kemudian tanyakan ‘How long are you going to be there?’, “Berapa lama anda akan berada di keadaan seperti itu?”. Banyak orang bersedih dan tahu sudah lama dia bersedih, tetapi tidak punya rencana berapa lama lagi dia akan bersedih.
Tidak ada orang lemah yang mengeluhkan kelemahan, hanya orang kuat yang bisa mengeluhkan kelemahan. Tidak ada orang menegeluhkan kekuatan. Maka jika anda merasa tersiksa, itu pertanda bahwa anda sebetulnya berhak kepada sesuatu yang lebih besar.
Jangan jadikan permintaan kepada Tuhan sebagai opsi terakhir, jika mahluk lain sudah tidak bisa menolong lagi. Dahulukanlah meminta sesuatu kepada Tuhan, setelah itu mintalah saluran. Untuk itu baiklah sama orang, karena silaturahim itu tempat Tuhan menyalurkan rezeki. Semua orang yang hidupnya baik, ia akan baik bagi orang lain, sehingga orang menjadikan jalan lewatnya kebaikan kepadanya.
Menunda dari sesuatu yang baik adalah memperpanjang keadaan yang tidak baik. Berapa banyak orang yang kehidupannya tidak baik dan lemah, tetapi tidak melakukan sesuatu yang baru.
Salah satu sikap yang salah dalam kehidupan ini adalah menganggap bahwa melakukan hal-hal yang sama dengan cara-cara yang sama, mengharapkan mencapai hasil beda.
Mengetahui apa yang harus kita lakukan dan kemudian melakukannya, itu bukan sifat orang biasa. Orang biasa itu sudah tahu apa yang mau dilakukannya, tetapi tetap tidak melakukan yang diketahuinya harus dilakukannya.
Ada orang yang memiliki kemampuan menekan rasa kekhawatiran yang besar sekali. Kekhawatirannya hanya tidak dirasakannya, kekhawatiran itu ada. Kekhawatirannya itu mengakibatkan sesuatu yang harus dilakukan tidak dilakukan. Dia baru merasa khawatir setelah sesuatu itu terlalu besar untuk diabaikan. Karena kekhawatiran yang dibunuh sehingga kita tidak melakukan sesuatu, membuat yang kita khawatirkan berkekuatan besar.
Cara menghilangkan pikiran negatif ketika menghadapi ujian yang diberikan Tuhan kepada kita:
- Jangan berpikiran jelek
- Kalau kita tahu itu hadiah dari Tuhan, kita harus menghadapinya dengan sikap yang indah. Kalau hati kita indah, bahkan kesedihan hatipun akan indah. Syukuri adalah cara terbaiknya, “Terimakasih Tuhan Engkau telah menyedihkan aku, agar aku lebih santun dalam hal ini”.
Hal pertama yang harus diminta tiap hari dalam berdo’a kepada Tuhan adalah minta dimaafkan. Karena kalau kita dimaafkan kita akan langsung naik kelas. Kemudian mintalah sebagai pribadi yang mudah disetujui. Karena orang yang berdo’a itu lebih penting daripada do’anya. Jadi dalam berdo’a itu pastikan kita menjadi orang yang lebih pantas didengar do’anya.
Tuhan itu Maha Pengasih, tidak mungkin Dia taruh keinginan dalam hati seseorang tanpa kewenangan untuk mencapainya. Kita yang mematikan pandangan kita dari kewenangan itu karena takut, tidak percaya bahwa Tuhan itu berperan kalau kita berserah. “Tuhan aku kekasihMu, perankanlah aku”.
Tidak ada orang yang hatinya terlalu kuat. Kalau anda sedang khawatir, jangan pikirkan terlalu banyak. Anda itu menyiram api ke bensin yang namanya takut, gelisah, cemburu, iri dengan pikiran. Hati itu lemah, dan jangan dilemah-lemahkan.
Semua orang-orang yang mencapai kebisaannya, karena menjebak dirinya dalam tugas-tugas yang terlalu besar dari yang tadi dipikirnya bisa.
Pribadi anda itu betapapun tingginya anda sekolah, yang menentukannya adalah andanya. Berapa banyak orang yang sekarang berkarir dibidang yang bukan pendidikannya, karena ternyata pribadinya jauh lebih penting daripada yang diajarkan kepadanya. Jangan sepelekan diri, karena sekecil-kecil-nya diri, ingatlah bahwa Tuhan punya rencana besar. Tuhan itu Maha Besar, tidak mungkin punya rencana kecil bagi yang diciptakannya.
Banyak orang marah dan tersinggung kalau DIMANFAATKAN padahal orang-orang yang berhasil adalah orang-orang yang DIMANFAATKAN. Jadi tampilkanlah diri anda sebaik mungkin agar anda digunakan, dimanfaatkan oleh orangorang yang terbaik dilingkungan anda.
Masalah besar hanya bisa diselesaikan dengan kemauan besar, bukan kemampuan besar. Banyak orang berkemampuan besar, tetapi tidak memiliki kemauan. Tuhan itu Maha Ajaib, banyak keajaiban didalam diri kita ini yang sedang kita sepelekan dengan rasa ragu dan takut.
Seandainya kita ini diberikan kemampuan mengerti harapan orang, kita itu hanya akan mengatakan yang baik baginya, melakukan yang baik baginya, memberikan yang paling diharapakannya. Kita itu banyak mengatakan yang menyinggung perasaan orang, mengambil sesuatu yang melukainya, memberi sesuatu yang menghinanya. Coblah seandainya kita diberikan kepekaan hati.
Perhatikanlah semua orang besar, tidak pernah memerintah, dia mengharuskan semua anak buah mengerti harpannya. Dan semua anak buah yang karirnya baik, adalah anak buah yang tidak harus diperintah, karena mereka mengeti harapan atasannya.
Bagaimana kalau kita menjadikan harapan orang lain sebagai perintah bagi tugas-tugas kehidupan kita?
Anjurannya, jadilah pribadi yang lebih mengerti harapan orang lain, lalu bekerja keraslah atas pengertian itu. Lalu perhatikan apa yang terjadi.
Posting Komentar