Perkembangan Struktur Geologi Bawah Permukaan Berdasarkan Hasil Analisis Data Gaya Berat di Utara Kendari, Sulawesi Tenggara
Sesar Lasolo merupakan sesar geser yang membagi lembar daerah Kendari menjadi dua jalur, yaitu: Jalur Tinondo, yang menempati bagian barat daya lembar, dan jalur Hialu yang menempati bagian timur laut daerah lembar ini. Lajur Tinondo merupakan himpunan batuan yang bercirikan asal paparan benua, sedangkan Lajur Hialu merupakan himpunan batuan yang bercirikan asal kerak samudera (Rusmana dan Sukarna, 1985). Batuan yang terdapat di Lajur Tinondo adalah Batuan Malihan Paleozoikum, dan diduga berumur Karbon.
Penafsiran yang menghasilkan bentuk geometri anomali Bouguer, model-model penampang bawah permukaan, termasuk struktur geologinya, mencerminkan proses geologi, tektonik, dan kaitannya dengan potensi sumber daya geologi. Hasil analisis kualitatif anomali Bouguer dan anomali sisa menunjukkan bahwa struktur yang berkembang di daerah penelitian pada umumnya berarah barat laut-tenggara dan barat daya-timur laut. Hasil analisis kuantitatif tiga buah model penampang bawah permukaan menunjukkan ada dua jenis batuan sedimen dengan rapat massa masing-masing 2,20 g/r cm 3 dan 2,35 gr/cm 3.
Struktur lipatan hasil analisis data gaya berat daerah penelitian menunjukkan potensi sumber daya geologi yang sangat besar, berupa: panas bumi dan endapan hidrokarbon. Panas bumi berada di sekitar daerah Tinobu, Kecamatan Lasolo, sepanjang sesar Lasolo, sedangkan cebakan hidrokarbon di sekitar pantai dan lepas pantai timur daerah penelitian, seperti: daerah Kepulauan Limbele, Teluk Matapare (Kepulauan Nuha Labengke), Wawalinda, Telewata, Singgere, pantai utara Kendari, dan lain sebagainya.
Posting Komentar