gravatar

Kapan Mulai Puasa ?

Setiap akan memulai puasa seringkali kita akan “meributkan” soal kapan akan memulai puasa, demikian juga kalau akan mengakhiri bulan puasa memasuki bulan syawal. Bagaimana untuk kegiatan ibadah puasa yang akan dilaksanakan bulan ini ? Mas Ma’rufin Sudibyo yang sering ngutek-ngutek astronomi ini menceriterakan buat pembaca dongengan beberapa tahun lalu dan bisa dibaca ulang setiap tahun. Ilmu kalau diulang-ulang akan semakin melekat dihati kan ?.

Ini hanya dongengan untuk menambah ilmu perbintangan kita, sehingga tidak hanya ilmu kebumian saja :) . Tanggal-tanggal yang diperkirakan disini perlu diuji oleh ahli hisab dan rukyah tentunya.

Seperti kita tahu bahwa sampai kini belum ada kesepakatan bersama di antara Umat Islam bagaimana awal bulan Hijriyyah dimulai. Secara umum Mas Marufin menyebutkan ada tiga opsi berbeda yang sering dijadikan acuan, yakni :

marufin.jpg

1. Keputusan Saudi Arabia

Keputusan Saudi Arabia menjadi faktor penting dalam Ittihad al-Matla’ (hilal global) seperti yang diterapkan oleh negara-negara Timur Tengah dan belakangan diterapkan pula oleh komunitas Muslim di Eropa dan Amerika Utara, dimana bila Saudi Arabia memutuskan untuk memulai bulan Hijriyyah pada suatu hari maka tempat-tempat tersebut juga mengikuti keputusan Saudi Arabia untuk mengawali bulan Hijriyyah pada hari yang sama, terlepas dari masalah apakah hilaal sudah bisa diobservasi atau tidak di tempat-tempat tersebut (baik berdasarkan kriteria Wujudul Hilaal maupun International Lunar Date Line).

Mungkin ada yang masih ingat tulisan beberapa tahun lalu yang di dongengkan disini juga tentang hilal global, ketika kita mempermasalahkan kapan akan lebaran ?

Kalender di Saudi Arabia sendiri unik, karena sepenuhnya berdasarkan pada peristiwa konjungsi Bulan-Matahari, bukan pada kemunculan Hilaal (baik dalam perhitungan maupun observasi). Sistem penanggalan Saudi Arabia menggunakan Kriteria Umm al-Qura yang dikreasikan oleh ilmuwan Institute of Astronomical & Geophysical Research di King Abdulaziz City for Science & Technology dengan ketentuan :

  • Satu hari adalah selang waktu sejak Matahari terbenam hingga Matahari terbenam berikutnya.
  • Jika umur Bulan (yakni selisih waktu antara terjadinya konjungsi dengan terbenamnya Matahari di satu tempat) di wilayah Saudi Arabia pada suatu hari adalah lebih dari 12 jam, maka hari pertama bulan Hijriyyah dimulai pada saat Matahari terbenam satu hari Julian (24 jam) sebelumnya.

Saudi Arabia tidak menunjukkan konsistensinya dalam penggunaan kriteria untuk menetapkan awal bulan hijriyyah. Kriteria Umm al-Qura tidak lagi digunakan sejak 1421 H dan digantikan oleh Wujudul Hilaal dengan titik acuan kota Makkah al-Mukarramah. Namun sejak 1427 H kriteria Umm al-Qura digunakan kembali. Kelemahan prinsip ini, selain mengabaikan Wujudul Hilaal, juga menggunakan konsep yang tidak jelas (tidak ada rujukannya secara syar’i).

2. Kriteria Wujudul Hilaal

Sederhananya Kriteria Wujudul Hilaal adalah kondisi dimana Matahari terbenam lebih dulu dibanding Bulan. Kriteria ini memiliki ketentuan :

  • Satu hari adalah selang waktu sejak Matahari terbenam hingga Matahari terbenam berikutnya.
  • Awal bulan Hijriyyah dimulai jika pada saat Matahari terbenam Bulan baru (bulan sabit) diperhitungkan masih berada di atas horizon barat.

Kriteria Wujudul Hilaal membuat permukaan Bumi ‘dibelah’ menjadi dua bagian oleh garis tinggi nol derajat, yakni garis imajiner yang menghubungkan titik-titik di permukaan Bumi dimana ketinggian Bulan saat itu adalah nol derajat pada saat Matahari terbenam. Kriteria ini adalah kriteria paling sederhana dalam penentuan penanggalan Hijriyyah dan secara teknis tidak sulit karena tersedianya algoritma gerak Bulan dengan tingkat akurasi sangat tinggi. Kelemahannya, prinsip ini tidak berdasar pada teramatinya Hilaal secara aktual baik dengan mata telanjang maupun teleskop/binokular.

:( “Pakdhe, dalam masa lalu dimana komunikasi sulit serta ilmu serta teknologi belum berkembang jauh sakjane cara ini paling praktis ya ?”

3. International Lunar Date Line (ILDL)

International Lunar Date Line (ILDL) atau Garis Batas Penanggalan Bulan Internasional pengembangan dari garis tinggi nol derajat, dimana ia menghubungkan titik-titik di permukaan Bumi yang bisa melihat Hilaal (pada interval konfidensi 95 % atau lebih) dengan bantuan teleskop/binokuler dalam kondisi cuaca cerah beberapa saat setelah terbenamnya Matahari. Konsep ILDL adalah sama dengan konsep Garis Batas Tanggal Internasional yang digunakan dalam penanggalan Gregorian (Masehi). Bedanya, jika letak Garis Batas Tanggal Internasional selalu tetap (yakni pada garis bujur 180o), maka letak ILDL selalu berubah-ubah bergantung pada konfigurasi Bulan-Matahari saat itu.

ILDL pertama kali diusulkan oleh Prof. Ilyas (1994) memanfaatkan algoritma modern untuk gerak Bulan yang pertama kali dikembangkan oleh F. Bruin (1977). Ketentuan yang harus ditaati dalam pembuatan ILDL :

  • Jarak sudut/elongasi Bulan-Matahari (aL) harus melebihi batas minimum 7o (Danjon limit) sebagaimana diformulasikan oleh Andre Danjon (1936).
  • Selisih tinggi Bulan-Matahari saat Matahari terbenam (aD) harus melebihi 4o, yakni batas minimum bagi terlihatnya Hilaal sebagaimana diusulkan Prof. Ilyas (1988).

Dalam tulisan ini digunakan ILDL berdasarkan kriteria yang dikembangkan Mohammed Odeh (2005), yang mengandung dua ketentuan :

  • Satu hari adalah selang waktu sejak Matahari terbenam hingga Matahari terbenam berikutnya.
  • Awal bulan Hijriyyah dimulai jika saat Matahari terbenam elemen Bulan memenuhi pertidaksamaan : -0,96 > aD - (-0,1018 W3 + 0,7319 W2 - 6,3226 W + 7,1651) dimana aD : selisih tinggi Bulan-Matahari tanpa memperhitungkan refraksi atmosfer (dalam satuan derajat) dan W : lebar sabit pada kondisi toposentrik (dalam satuan menit busur).

Kelemahan penggunaan garis ILDL adalah terdapatnya zona ketidakpastian sebesar 25o bujur (rata-rata) yang muncul sebagai konsekuensi langsung dari banyaknya variabel yang harus diperhitungkan guna teramatinya Hilaal (Schaefer, 1996).

Jadi kapan mulai berpuasa ?

Petunjuknya sih sederhana saja cuman begini bunyinya

“Berpuasalah kamu dengan melihat hilal dan berhentilah berpuasa karena melihat hilal”.

Tetapi ternyata buntutnya puanjang …. mengapa bisa terjadi ?Memang perintah puasa itu menggunakan penanggalan bulan, namun penentuan waktu bebuka dan sholat dengan matahari …. looh lak lucu kan ?

Tapi justru dengan “kelucuan” inilah maka manusia ini diminta untuk berpikir, karena perintah yang sederhana diatas ternyata saat inipun masih memerlukan pemikiran, masih membutuhkan olah pikir. Bahkan setelah lebih dari 1400 tahun kita masih diliput perbedan itu. Terutama bagi yang mau menguji pemikirannya, kalau mau ngikut saja ya boleh wong ada juga perintahnya kok.

“Taatlah kamu kepada Allah dan Rasulmu dan Pemimpinmu”

Nah saya bukan ahli rukyah, bukan ahli hisab, juga awam dalam sidang isbath penentuan penanggalan ini, tetapi sepertinya ini menarik juga kan, mencoba untuk mengerti mengapa bisa ada perbedaan.

Dibawah ini ada peta (hasil perhitungan) dimana kira-kira hilal akan terlihat:

1. Awal Ramadhan 1431 H

Awal Ramadhan kali ini akan sedikit membuka diskusi karena tidak seluruhnya teramati dengan baik. Pada tanggal 10 Agustus 2010 hilal hanya teramati bagus di America Selatan. Di Indoneia

Gambar 1. Ketinggian hilal pada waktu tenggelamnya matahari tanggal 10 Agustus 2010.

Wilayah yang memenuhi kriteria Wujudul Hilaal adalah sebagian Afrika , sebagian besar Amerika (seluruh Amerika Selatan dan Amerika Utara kecuali Kanada) dan Pasifik. Sementara wilayah yang memenuhi garis ILDL dari kriteria Odeh hanyalah sebagian wilayah Pasifik.

Menurut BMG ketinggian hilal di Indonesia pada tanggal 10 Agustus masih sekitar 0.5-2 derajat saja.

bmkg

Sedangkan pada hari berikutnya hilal sudah jelas dan mudah diamati di Indonesia.

2. Akhir Ramadhan atau awal Syawal1431

Hal yang sama hasil perhitungan (hisab) untuk pengamatan pada akhir Ramadhan, mengawali bulan Syawal terlihat seperti dibawah ini.

Sedangkan sehari brikutnya 9 September 2010 peta ketinggian hilal seperti dibawah ini :

Dongengan diatas hanya untuk menggambarkan ada beberapa kriteria dalam menentukan awal tanggal dalam Islam. Tapi semua itu hanyalah perhitungan versi dongengan hanya untuk memperkenalkan saja tentang penanggalan Islam yang cukup kompleks sehingga mengundang rasa ingin tahu. Bukan hal terpenting mengetahui kapan mulainya, tatapi mengerjakan dengan niat yang benar Insya Allah lebih diterima.

Potensi perbedaan awal dan akhir puasa.

Tentusaja perbedaan akan mungkin terjadi. Ada yang percaya wujudul hilal, dimana terlihat dibelahan dunia manapun sudah dianggap sah. Walaupun di posisi geografisnya masih belum terlihat, seperti perhitungan ketinggian hilal 10 Agustus dan 8 September nanti. Tentang kepastiannya ya silahkan menunggu hasil sidang Isbath yang akan digelar 10 Agustus 2010. Dan kalau ternyata ada yang berbeda ya biasa saja. Karena hal ini akan sering terulang dan selalu menggembirakan.

Selamat berpuasa bagi yang menjalankan !

Daftar Isi Basyabook

Follow Me on Twitter

My Skype

My status

Ocehan @basya999

Ngobrol Yuk...

My Google Talk

Artikel Basya World