gravatar

"Witing Tresno Jalaran Soko Kulino" Vs "Love At The First Sight"

Witing Tresno Jalaran Soko Kulino ?????
Love At The First Sight ????

Kayak bandingin konsep tradisional ama konsep modern tentang pandangan manusia pada "proses jatuh cinta"… ciee bicara soal cinta,, gue aja awam sok sok-an bicara soal cinta  -_- … oke, masing-masing pasti punya konsep yg beda tentang mengapa, kapan, dan bagaimana kita jatuh cinta... Sebagian besar emang menjawab "tak dapat diceritain, itu terjadi begitu saja" .. yah.. emang ada benernya, itu kayak terjadi begitu saja. Tanpa basa basi "tarrraaaaaaa!", waow, kita ternyata lagi jatuh cinta... Tapi, kali ini yg ingin gue bicarain bukan soal mengapa dan siapa...tapi lebih kepada "bagaimana"...


Anggep aja kita mandangnya dari tengah, dari posisi yg netral dan objektif mandang gimana cinta itu bisa dateng ke kita... Well, meski, secara pribadi, agaknya gue tertarik pada pepatah kuno jawa yg berkata bahwa "cinta itu datang karena terbiasa" ("witing tresno jalaran soko kulino")
apa sebabnya?


***

oke... Akan gue coba ngangkat beberapa alasan yg mungkin cukup rasional buat kita tentang ketertarikan gue pada pepatah kuno itu...

Secara filosofis, cinta dapat terjadi dan tercipta jika menuhin empat syarat utama, yaitu:

  • knowledge : pengenalan, pemahaman dan penerimaan terhadap sesuatu atau seseorang dengan tulus dan apa adanya.
  • responsibility : tanggung jawab terhadap apa atau siapa yg dicintai (dalam hal ini sebaiknya porsi tanggung jawab -kecintaan pada seseorang- dimiliki oleh masing2 pihak dengan jumlah yg seimbang).
  • care : rasa kasih sayang, perhatian, perlindungan dan pengasuhan terhadap apa atau siapa yg dicintai.
  • respect: penghormatan terhadap apa atau siapa yg dicintai

(dari bukunya Erich fromm yg berjudul the art of loving)

...


Nah, dari keempat syarat tersebut, agaknya syarat pertama yg akan disoroti lebih dalam disini...
Berangkat dari sebuah pertanyaan yg sering bergaung dikepala gue.. "bagaimana mungkin kamu mencintai orang yg belum kamu kenal?" gue rasa, kita memiliki kemampuan untuk menjabarkan pertanyaan ini seluas yg kita mau... Langkah pertama (menurut gue) yg harus dilakukan dalam rangka untuk mencintai seseorang adalah dengan mengenalinya terlebih dahulu...Ya, pertama-tama, cukup kenal aja dulu.
Dan menurut gue, pengenalan itu ibarat "buku panduan" kita untuk melangkah ke tahap selanjutnya... Dan disini kita bisa mengadakan penyesuaian penyesuaian yg kita perlukan, bahkan kita bisa lakukan semacam kontemplasi tentang perasaan kita. (btw, kontemplasi tuh apaan ya?? Au ah artiin ndiri.. hehe)
....
Ini sepertinya salah satu alasan kenapa anak muda sekarang mengenal istilah "pdkt", kan?
Pendekatan... Pendekatan dalam rangka? Ya tentu saja dalam rangka ngejawab pertanyaan pertanyaan dan rasa ingin tahu kita tentang seseorang yg menjadi "target" kita...
Kemudian, setelah rasa ingin tahu itu terpenuhi, pertanyaan pertanyaan itu terjawab, kita baru bisa melangkah ke step selanjutnya... Tentu saja, dalam hal ini, keadaannya adalah "target" dan "pemburu" berada disebuah habitat (lokasi) yg sama, atau setidaknya berdekatan... Hehe... Yah sebut sajalah, semisal, tetangga samping rumah, rekan seprofesi di kantor, anak pak RT yg sering lintas didepan rumah kita, atau bahkan junior atau senior yg sering terlihat nongkrong di kantin waktu jam istirahat. (^_^)v
step selanjutnya, kita bisa melancarkan "serangan-serangan" manis lewat lagu, puisi, cokelat, hadiah, atau.... Sekedar "1 message received" tertulis di layar henpon si target di pagi atau malam hari... (ini bisa dan sah-sah saja dilakukan, ini yg namanya "perhatian" kawan... ) nah..nah... Selanjutnya, tergantung bagaimana reaksi dan feedback darinya, jika memungkinkan, lanjut, jika terasa dingin, lebih baik tunggu menghangat dulu, tapi jika tanpa ada reaksi a.k.a. Flat? Okeh, sebaiknya kita cari hutan yg baru buat berburu... hihihih :p
***
itu mungkin penjelasan yg klise yg bisa gue tulis disini... Mungkin emang terasa sederhana, tapi gue rasa, begitulah prosedur jatuh cinta yg sesungguhnya... Mengalir ibarat air dan mengalami perjalan yg cukup panjang dari hulu menuju hilir... Dan mungkin, bisa gue gambarkan dengan kesimpulan seperti ini:
jarak atau lokasi yg dekat menyebabkan frekuensi pertemuan yg intensif


  • pertemuan yg intensif memungkinkan banyak kejadian atau hal yg bisa dirasakan bersama-sama (misal: obrolan, sentuhan, pandangan,apresiasi, dsb)
  • muncullah rasa simpati (kecenderungan hati)
  • membuat pembiasaan diri untuk (dengan sengaja atau tidak) mengunci "target" masuk dalam pandangan dan bahkan pikiran kita (target locked!!! :D )
  • rasa ingin tahu kita tentang dirinya muncul secara otomatis (ini mungkin yg disebut dengan "suka")
  • keinginan semakin membesar, membuat kita ingin lebih sering bertemu dan membuat kita lebih sering memikirkannya (malah cenderung "doyan memikirkannya", cuiit cuiiit... (^3^)d)
  • mengadakan kontemplasi secara pribadi dan bertanya dalam hati "apa ini yg disebut "cinta"?
  • dan seterusnya... Jika goal tercapai. Deal! Mantap!
Jika tidak? "cobalah beberapa tahun lagi" (-_-”) a~oh nooo....
...
Nah... Begitulah kira2 menurut gue...


Ini kondisional emang, di awal udah dibuat sebuah pengecualian "jika jarak dan lokasi yg berdekatan", dan untuk selanjutnya, kalo kedua pihak udah mengakui bahwa itu cinta, yah, komitmen dan kepercayaan jelas jadi faktor utama perjalanan cintanya... Termasuk kemungkinan soal long distance relationship (LDR) :)
***


lalu, bagaimana dengan "love at the first sight"?


Ehm... Yah, gimanapun, ini bukannya hal yg ga mungkin terjadi... Ini mungkin terjadi, bahkan beberapa teman gue juga mengalaminya...
Apa alasannya?
"uhm..gimana ya, yah... Pas gue liat dia tuh, rasanya kayak ada getar-getaran di hati gitu..ah, susah jelasinnya!"
*tunggu...getaran???
Apa bukan gara2 kamu nyimpen hape -dengan vibration mode on-di kantong bajumu? Mungkin itu ibumu yg nelpun kamu ngingetin udah waktunya makan siang???  (itu jawaban yg paling umum kudapat... Hahahaha) ini juga gue kembalikan ke masing2 orang...
Bukannya skeptis ato pesimis, tapi jelas, yg bakal ngalamin kejadian ini adalah orang-orang terpilih, dan yg dengan segala karunia luar biasa yg dapet "casing" excellent genuine dan super mewah dari atas sana..
Artinya, dalam hal ini fisik dan first impression amat menentukan bahkan bisa dibilang itu "kunci" untuk pandangan ini... nah, menurut gue itu belum masuk grade Cinta, tapi masih grade “kagum” ato paling gak “tertarik” lah.. belum sampe lepel “cinta”. Oke, jelas aja, banyak perbedaan pendapat dan gue yakin persepsi kita pasti berbeda2 tentang ini.. No problemo.
Yah, intinya, kalo konsep "pertama" itu, memungkinkan kita untuk mencari cinta yg terasah dan teruji (umumnya), dan waktu sebagian besar menjadi penentu.
Dalam hal ini, tiap orang juga dimungkinkan untuk mendapat kesempatan menunjukkan "inner-beauty"nya ke semua orang yg ada disekitar dia..dan bagaimana reaksi dan apresiasi orang2, ya.. Back to them lah itu... lalu lalu lalu... Konsep "kedua" itu... Kayak apa ya. Uhm.. Cinta yg "instan" atau berlangsung dengan cepat dan tanpa proses yg bertele-tele dan berlama-lama...
Kayak apa ya... "situ ok, sini ok, ayuk lah, sama2 ok!!" xixixi...
***
at last...
Semua kembali ke diri kita masing2... Ga ada yg bisa melarang dan menghalangi manusia untuk tertarik pada lawan jenisnya  (hukum mana yg berani melarang itu??) kecuali muhrim lho ya,, gak boleh, itu dilarang agama  , semua itu pilihan... Selain pilihan, jelas, kita hidup bukan hanya karena kita hidup, tentu aja udah ada yg atur itu semua. Apa kata tuhan tentang trek hidup kita, juga turut menentukan... Usaha dan doa, pasti bisa dapat jawabannya!
Selamat jatuh cinta....!!!

Daftar Isi Basyabook

Follow Me on Twitter

My Skype

My status

Ocehan @basya999

Ngobrol Yuk...

My Google Talk

Artikel Basya World