Longsor lebih berbahaya ketimbang gempa
Gempa Jogja menjelang taraweh kemarin cukup mengagetkan. Sebenarnya juga gempa-gempa lain selalu mengagetkan. Dan seperti biasa, selalu “membangunkan” pikiran utk melakukan sesuatu. Beberapa hari lalu saya ngobrol soal bencana ini utk segera ditangani. Namun saya tepikir mana yg mestinya diprioritaskan ?. Yang lebih mengagetkan atau yang lebih membayakan ? Secara statistik bencana di Indonesia yg banyak menelan korban dan merugikan adalah banjir dan longsor. Kebencanaan tidak pernah sendirian. Tanah longsor dan banjir sering bersamaan dan dipicu oleh hujan. Sedangkan gempa tsunami merupakan bencana yg selalu akan “mengagetkan” karena tidak dapat (lebih susah) diramalkan. Banjir (dan longsor) sebenernya lebih mudah diramalkan dan dihindari namun kenyataannya paling banyak menelan korban dan kerugian di Jawa Barat. Ini hanya melihat statistiknya BNPB. Kalau statistik utk seluruh Indonesia hampir selalu terdistorsi data gempa 2004 merusak statistik karena adanya “spike” anomali data. Saya sendiri lebih cenderung utk memprioritakan riset mencegah banjir-longsor. Ketimbang studi riset kegempaan yg memiliki karakteristik “lower predictability“, lebih susah diprediksi. Ini hanya melihat statistik BNPB sepintas dan perlu dikaji ulang data statistik kebencanaan. Sebelum mempioritaskan riset apa yg diperlukan. Supaya tidak memutuskan riset gempa sekedar “kaget” karena digoyang gempa yg selalu mendadak. Jadi semestinya penyebaran informasi, berita, serta perhatian longsoran serta banjir harusnya lebih banyak lagi supaya mendapatkan perhatian dan mengurangi korban dan kerugian. Sumber: "Dongeng Geologi"Tinjauan Statistik
Posting Komentar