Bencana tidak pernah sendirian
Yang jadi juru ramal handal itu BMKG. Wektu itu BMKG meramalkan curah hujan ekstrim akan terjadi dalam minggu itu di sekitar Jawabarat. Secara mudah hampir semua longsoran itu dipicu oleh hujan. Walau ada juga yang dipicu oleh gempa. Namun hujan merupakan salah satu pemicu terbesar beberapa bencana di tanah air.
Ya, memang demikianlah cara mudah meramalkan kemungkinan terjadinya bencana. Bencana sebenarnya dapat diperkirakan terjadinya. Namun seringkali kita terlena dengan tanda-tanda yang diberikan oleh alam.
Bencana tidak pernah sendirian !
Gempa meningkatkan potensi longsoran ! Bencana itu terjadinya sering berurutan sesuai dengan proses kejadian alam. Jawabarat yang dari sononya rawan longsor karena topografinya yang curam ini, kemungkinan besar diperparah oleh adanya gempa sebelumnya. Gempa Tasikmalaya yang terjadi 2 September 2009, sangat mungkin merekahkan tanah-tanah disekitar lokasi episenter. Dengan goyangan sebesar 7.0 SR, sangat mungkin tanah yang ada diatasnya merekah membentuklubang-lubang panjang yang apabila terisi air akan menjadi bidang gelincir.
Intensitas gempa 2 September 2009
Dapat dilihat dipeta diatas bahwa daerah di sebelah selatan Bandung merupakan daerah yang mengalami goyangan paling kuat. Walaupun pusat gempanya dibawah laut, namun getaran dan goyangannya masih mampu menggetarkan daratan ini hingga Skala VII MMI.
Goyangan dengan skala VII pada daerah terjal di Jawa Barat ini tentusaja dengan mudah membuat rekahan yang nantinya akan menjadi bidang gelincir.
Salah satu cara penanggulangannya adalah “menutup” rekahan-rekahan ini. Namun tentusaja ini tidak selalu menjamin bahwa tidak akan longsor. Karena “mengelem” dua tubuh tanah ini tidak mudah dilakukan walaupun sudah disemen sekalipun.
Posting Komentar